Judul Buku: The Magic
Penulis: Rhonda Byrne
Bersyukurlah!
Kiranya, kata
tersebut sudah bisa mewakili isi buku ini. Melanjutkan serial sebelumnya, “The
Secret” yang juga bombastis, buku ini menjadi sebuah tutorial untuk
berkehidupan lebih baik. Seperti dalam prolognya, penulis menekankan pada
sebuah kekuatan kata. Banyak orang tidak menyadari kekuatan dari kata, yang merupakan
sebuah teka teki keajaiban. Dan ketika teka teki itu terkuak, dunia baru akan
tergelar di depan mata (review cover
belakang).
Ibarat
sayuran, buku ini seperti perasa kehidupan, semacam Monosodium Glutamat. Bukan inti kehidupan yang dipaparkan, tapi
lebih terapi hidup lewat ucapan harian. Lewat ucapan syukur setiap hari. Dari
bab satu sampai dua puluh delapan, buku ini memberikan instruksi harian “bagaimana
menjadikan hidup lebih hidup”
Saya pinjam
dari rekan kerja, ulasan buku ini seperti menampar para penggerutu. Seperti
saya, yang dahulunya pernah merasa “Kok Tuhan tidak adil? Kok masalah hidupku
bisa sebesar ini?”. Serta ribuan keluhan tentang kehidupan yang saya sadari justru
menjadikan masalah menjadi makin rumit. Padahal, semua orang dewasa sepatutnya
menyadari bahwa solusi lebih dibutuhkan dari suatu masalah daripada
mendramatisasi kenyataan.
Dan buku ini
menjawab penggerutuan hidup tadi. Jika ingin menjadikan hidup lebih baik
(dengan kenyataan sekarang seburuk apa pun), bersyukur menjadi satu-satunya
jawaban. Bersyukur tidak harus dimulai dari sebuah berkah yang kita terima,
tapi bisa dimulai dari hal-hal sederhana.
Lihatlah
sekitar kita, apa pun yang ada di depan kita adalah anugerah. Kita bisa
menghirup udara setiap hari, kita menginjakkan tanah, kita bisa sarapan nasi,
kita memiliki relasi kerja yang baik dan sejenisnya. Kesederhanaan dalam
bersyukur diyakini bisa menghadirkan sebuah energy positif dalam setiap
langkah.
Percayalah, hal-hal
biasa dalam kehidupan akan menjadi hal yang sangat berharga ketika hal itu
tiada. Sehingga, penulis memberikan instruksi untuk menuliskan 10 hal yang bisa
disyukuri setiap hari dan diakumulasikan dalam 28 hari. Dari 28 bab di
dalamnya, semuanya bercerita tentang kiat mensyukuri kehidupan. Penulis sendiri
menuliskan buku ini berdasarkan pengalaman pribadinya ketika sudah keluar dari
kehidupan kelam di masa lalunya.
Dan akhirnya,
kehidupan penuh syukur semakin memberikan banyak kebijaksanaan berkehidupan.
Maka, bersyukurlah!
Beberapa
kutipan favorit dalam buku:
Seratus kali
setiap hari saya mengingatkan diri bahwa kehidupan di dalam dan di luar diriku
bergantung pada kerja keras orang lain, yang masih hidup atau yang sudah mati,
dan bahwa saya harus menuangkan energi yang sama seperti yang telah dan masih saya
terima. (Albert Einstein)
Sesudah semua
ilmu pengetahuan dunia ini masih merupakan mukjizat, sangat indah, tak bisa dipahami
dan ajaib bagi siapa pun yang mau memikirkannya. (Thomas Carlyte – Penulis dan
sejarawan)
Sangatah
mungkin kita meninggalkan rumah untuk berjalan kaki di udara pagi dan pulang
sebagai orang yang berbeda (Mary Ellen - Pendidik dan Penulis)