27 Dec 2012

Obsesi Kompulsif 20 Menit




Saya itu, sering kali melakukan kejutan aktivitas tanpa memikirkan terlebih dahulu. Ini bukan berarti gak mikir blas ya. Terkadang saya merasa seperti orang sinting, kadang lainnya, saya merasa hal ini sangat perlu. Pelajarannya adalah, dalam melangkah ke depan, pertimbangan itu penting, namun terlampau banyak pertimbangan apalagi khawatir dengan resiko, itu berbahaya.

Dan hari itu adalah hari ketidakwarasan saya. Dimulai dari malam hari. Saat ada orang stess yang ingin berduet dengan saya untuk menjadi parner in crime. Ngapain? Jalan-jalan untuk membunuh stress. Kapan? Besok, sebelum stres yang membunuh dia. Dimana? Gak tahu, bisa dipikir sambil jalan.

"Coba ke Maduraaa," teriak saya girang.

"Boleh. Ayok ke sana. Tapi kemana?"

"Loe tanya gue, terus gue tanya siape?"

Rencana ke Madura pun batal. Dan wangsit google sangat berguna di sini. Seluruh tempat wisata di bawah kolong langit ini bisa dicari dengan google men :)

"Ayok Bawean!" ajak saya mulai gila.

"Nyeberang laut? Aku gak beranii. Nyeberang sungai Musi yang sejengkal saja gak berani"

"Yauda, kita bawa pelampung saja. Kita bawa pelampung bebek,hahaha"

"Boleh. Aku ada satu punya keponakanku"

"Okeehh..aku juga punya pelampung bebek kuning punya adikku"

20 Dec 2012

Dua Buku Tawuran, Lalu?



Lama tak nulis di sini, bukan karena tidak ada tulisan tapi karena blogger saya sudah tidak muat untuk diisi lagi. Gara-garanya adalah saya sering memasukkan foto high size tanpa diperkecil. Jadinya, kapasitas 1 GB dari google saya hampir habis. Untuk upload satu foto saja sudah tidak bisa. Jadinya, saya harus menilik seluruh isi blogger saya dan menghapus hal-hal tidak penting.

Di atas itu macam pidato pembuka sebelum saya menulis hal di bawah ini. 

Saya ingin memberitahukan kabar bahagia: anak kedua saya telah lahir 10 November 2012 kemarin. Dengan tinggi 21 cm dan berat 2 ons. Saya sudah menyiapkan nama sejak lama, yakni “Titik Nol KampusPerdjoeangan”. Anak yang sering saya panggil “Buku Djoeang” ini akan menjadi adik dari sang kakaknya “Permata dalam Lumpur” yang sudah berusia 1 tahun 3 bulan.

31 Oct 2012

Polisi yang (di)Su’udzan(i)


Beuh...Hei, my honey buney blogeiy....

Saya penat, benar-benar penat menulis. Karena penat, saya jadi jarang menulis di sini. Nah, mumpung dini hari ini saya lagi amnesia ehhh insomnia, patutlah jika otak saya tidak bisa istirahat. Anehnya, ia justru berkeliaran kemana-mana, ia keluar dari kerangkeng. Ia kabur dari penjara.

Eh, ngomong-ngomong nich, hari ahad kemarin saya bersama seorang kawan berhasil melalui sebuah kejadian luar bisa. Saat itu, alien dari luar angkasa menyerbu ke Bumi. Mereka ingin menguasai Bumi. Kami tak mau tinggal diam menyaksikan sebuah penindasan pada manusia. Kami harus berjuang mengusirnya! Dan kami, hanya kami berdua berhasil menghajar semua alien itu. Mereka pun pulang kampung ke halaman planet asalnya deh. 

Ehhh...Tuh kan, jadi nglantur kan? Kenapa kalian tidak mengingatkan sih? Itu kan cerita kawan saya saat saya tanya mengapa telat mengembalikan sepeda motor. Jawabnya ya itu tadi: Alien menyerbu Keputih, jadi ia telat karena harus membasmi mereka dulu. #hening

Ciyus? Jika kalian tidak percaya, nanti saya sebutkan namanya. Untuk sementara saya lebih suka memanggilnya Hanggono, ini nama samarannya dia dalam dunia persilatan alay-kwondo.

23 Oct 2012

Kemana Dia?

Dia menghilang sejak lama. Entah mengapa, entah dimana dia, entah bagaimana dia bisa menghilang dan untuk apa dia lenyap. Jadi, bebas dong kita berkesimpulan dan menebak-nebak ke arah mana semua jawaban atas pertanyaan di atas. Lalu, terjadilah dialog ini.

Mengapa dia menghilang?

Mungkin dia nggak punya pulsa buat bales SMS. Atau dia malu karena salah potong rambut? Atau dia botak?

Gak. Dia gagal operasi plastik.

Hahaha..

19 Oct 2012

Absurdisme




#1
Telingaku mendengarkan kata itu lagi. Rasaku kembali pada makna kata itu lagi. Pikiranku merajalela pada masa lalu tentang hal itu. Kisah itu terulang lagi, tersaji ulang di depan mataku. Hingga tak sadar semua memori itu tumpah. Berceceran tak berkesudahan sampai dini hari. Sampai hawa hari ini pun lenyap karenanya.

Dunia kembali menjadi sempit. Langkah terbatas. Nafas tersenggal. Waktu pun turut berhenti berdetak. Hingga ku sadari itu adalah kenyataan. Itu tentang neurosis. Maaf.

#2
Inila penyakitnya bujang lapuk. Di dalam naga menjalarkan roda besinya. Ada teman yang ingin menyalin beberapa file serta film. Dengan kapasitas 250GB, hardisk eksternal itu hanya bisa menampung lima file saja. Mengapa?

Setelah kita cek isi hardisknya, ternyataa...Hardisknya dipenuhi dengan file video sesuatu yang teramat banyak. Kita berdua hanya bisa tertawa keras sementara si pemilik hardisk itu tak menyadarinya. Saya pun hanya bisa jahil sambil teriak lantang.

“Itu penyakit! Segera lekas nikah sana! Dasar bujang lapuk!”

#3
Ini tentang adik les-lesan yang saya ajar. Dia kelas 3 SMP, tapi tinggi dan berat badannya melebihi saya. Suatu saat kita belajar Fisika tentang listrik. Dia tanya, “Kak, kata ‘pengganti’ itu pake ‘g’ satu apa dua”. Saya kaget sambil terdiam sebentar. “Pake ‘g’ dua dik, kalau satu nantinya bacanya ‘penganti’”. Itu jawabanku sambil menggerutu dalam hati.

12 Oct 2012

Book of Alay


Mula-mula muncul banyak keterkejutan. Lalu, kaget kepalang. Dan seterusnya menjadi sebuah paduan ironi, terharu dan dipenuhi oleh pikiran alay. Antara nyata dengan ilusi. Seperti heroin dengan bubur kacang ijo. Gak nyambung. Koplak.

Inilah sebuah kisah tentang Buku. Sebuah legenda buku Alay.

Alkisah pada zaman dahulu hiduplah seorang perempuan yang kesehariannya selalu diliputi dengan dunia alay, alay dan alay. Baginya, filosofi alay adalah visi hidupnya sekaligus teman sejatinya. Alay adalah bagian dari separuh hidupnya. Menjadi sosok yang menemaninya dalam setiap langkah dan setiap malamnya.

Pada suatu hari, dia berjalan dari utara ke selatan untuk mencari kedamaian. Berhari-hari ie manapaki langkahnya. Beraneka ragam hal ia temukan dalam perjalanannya. Mula-mula, ia menemukan sebuah lautan rumput hijau yang sangat luas. Kedamaian hatinya ia temukan dalam saat telentang di tengah hamparan hijau itu.

30 Aug 2012

Dari Ulysses Sampai Maroko



Menyusuri Lorong Dunia jilid II adalah buku yang saya lahap dalam sepekan selama lebaran kemarin. Judulnya sangat membosankan ya? hehe. Buku karangan Sigit Susanto ini “hanya” sebuah catatan perjalanan dari kacamata penulis, semacam diari yang bertemakan wisata ke beberapa Negara. Pun begitu dengan tulisannya, mirip sekali dengan diari.

Namun, buku ini kaya sekali dengan detail. Banyak sekali penjabaran dari setiap tempat yang Sigit kunjungi. Pun juga dengan ulasan tentang sastra, bagian yang sangat dia gemari. Bisa jadi, dari 6 Negara yang diulas di sini, lebih dari seperempatnya berbicara tentang sastra.

Bagian lain yang saya sukai adalah penuturannya tentang sejarah, ideologi dan sejarah beberapa founding father berbagai Negara Komunis. Bagi saya sejarah dan ideologi komunis itu sesuatu banged. Kenapa? Karena Indonesia sendiri “hampir” ingin berideologi komunis. Bayangkan Negara kita tanpa agama, dengan sistem pemerintahan sosialis seperti Korut, Kuba atau RRC. Yah, walaupun RRC juga beranjak kapitalis.

Negara yang Sigit kunjungi meliputi Portugal, Swiss, Irlandia, Hongaria, Vietnam, China dan Maroko. Di Irlandia dan Swiss, dia berulas tentang Novel Ulysses karya James Joyce yang mendunia itu. Ia menemukan euphoria masa lalu Negara Hongaria dibawah kekuasaan Uni Soviet walaupun saat ini sudah merdeka sendiri. Sejarah Negara Vietnam mungkin yang paling saya sukai, termasuk pemaparan tentang Paman Ho Chi Minh yang menjadi cikal bakal nama Ibu kota Vietnam.

Di China, ia membidik dua wajah China: modernitas versus ketimpangan sosial warganya. Portugal lebih dipaparkan cerita tentang sejarah kemaritiman dan sastranya. Ingat Vasco Da Gamma? Ingat pelajaran IPS zaman SD, diulas tuntas, sangat detail di sini. 

Oh ya, Sigit Susanto ini orang aseli Jawa yang menikah dengan perempuan Swiss dan sampai sekarang tinggal di Swiss. Walaupun beragama Islam, tapi dia mengatakan dirinya sebagai orang yang “mbeling”, sesuai alamat emailnya. Dan seperti kisahnya, ketika mengunjungi Negara Maroko yang mayoritas Islam, dia pun tidak pula menyembunyikan mbelingnya. Seperti dengan tidak berpuasa, sholat, namun sering menggunakan kata salam “Assalamu’alaikum” saja sebagai penunjuk keislamannya.

Oh ya, ada kata pengantar yang sangat saya suka isinya. “Kekuatan menulis seorang penulis pemula diukur dari kemampuan menulis 10.000 kata pertama”. Juga termasuk kemampuan membaca tulisan, angka 10.000 memang patokan. Jika kuat, bakal lanjut. Jika tidak, bakal stop dengan melihat tebal halamannya. Termasuk soal ulasan negeri China yang ditulis mencapai 27.000 kata!

Saya kutipkan beberapa hal yang menurut saya paling nendang!

#1
Novel Ulysses karya James Joyce merupakan novel fenomenal yang membuat saya berpikir tidak logis. Mengapa? Karena, walaupun novel ini ditulis tahun 1940, penggemarnya mengabadikan karya itu dengan hal-hal yang tidak wajar (menurut saya). Misalkan dengan merayakan Hari Bloomsday, hari ketika kedua tokoh utama novel itu, Leopold dan Molly Bloom bertemu pertama kali tanggal 16 Juni. Bagi orang yang tidak maniak dengan sastra, hal ini sangat berlebihan!

Tapi ada yang lebih gila lagi. Novel ini ditulis dengan settingan kota Dublin, Ibu Kota Irlandia. Nah, untuk mengenang kisah perjalanan tokoh utamanya, para penggemarnya membuat semacam “napak tilas” ke semua tempat yang dituliskan dalam novel. Kurang kerjaan banget kan? Haha

29 Aug 2012

Iedz ‘33 Asyoi Boi! (bagian 1)

Judul postingannya agak allay ya? Maklum, banyak yang bilang gitu *ngaku juga*. Tulisan ini cuman mau saya dedikasikan untuk mengukir sebuah memori tentang masa lalu, biar kelak ketika uda tua, bisa dikenang lagi. Bukankah memang ingatan manusia sangat terbatas?

Yeah, tulisan ini akan bertutur catatan pribadi tentang Hari Raya Idul Fitri 1433 H yang barusan saja selesai. Karena baru kali ini saya berkesempatan untuk beraktivitas di kampung halaman selama 8 hari. Ini rekor saya selama 8 tahun terakhir. Karena tahun-tahun sebelumnya, saya cuman lebaran 3-5 hari di desa saya yang bernama desa Rahayu yang arti harfiahnya adalah “baik, bagus, cantik”.

Terapi Kaki Kekar
Agenda paling umum yaitu saling bermaafan ke sanak famili dan juga tetangga. Kultur sosial dan gotong royong yang sangat kental di desa saya, membuat sekat individu sangat tipis. Begitu pula untuk momen ini, yang dituju bukan hanya tetangga kanan kiri, namun juga semua tetangga jauh yang bisa dijangkau oleh kaki dan tekad.

Yup, kalau soal kaki, mengelilingi satu satu RT saja sudah payah, apalagi satu RW. Tapi walaupun musim kemarau juga sangat menyengat, banyak dari warga desa yang bahkan mampu berkeliling beberapa RW. Ambil contoh saya. Kemarin, saya cuman mengeliling 2 RT saja, menurun dari tahun lalu yang sampai 4 RT. Itu saja saya lalu hampir 2 jam lho.

Faktor jarangnya saya berinteraksi di desa menjadi sebab utama. Jarang pulang, jadi pastinya jarang ketemu dengan tetangga-tetangga jauh. Kedua soal panas. Jam setengah 10 saja serasa sudah terik. Dan terakhir mungkin soal partner jalan. Teman seumuran saya sudah banyak yang sudah menikah. Kalau pun ada yang belum, rumahnya jauh dari rumah saya.

9 Aug 2012

Lagu Favorit #1

Okeh gaiiiss, sambil ngisi waktu buat nunggu teman buat nyari tempat cari makan sahur gratisan, juga tempat tidur gratisan dan juga tempat nongkrong di Masjid Al Akbar, gue mau posting tentang lagu-lagu yang menancam sangat dalam di memori otak saya selama hidup ini. Berikut adalah lagu-lagu yang menurut saya "sesuatu bangedh" deh. Tidak sependapat boleh, asal gak anarkis, haha..


#Lagu Melankolis#
1. Keluarga Cemara OST


2. Mungkin Nanti (Peterpan)


3. Berita Kepada Kawan (Ebiet G)



#Lagu Motivatif #

1. You're Not Alone -Saosin

8 Aug 2012

Semacam Dejavu



Wuiiihhh...Lama banget ndak update blog gaiiisss. Berasa semedi di gua hantu. Terlalu sibuk kah? Males nulis kah? Atau lagi galau? Lho? Hahaha.. Tidak ada jawaban yang mutlak benar. Bukankah kebenaran manusia itu relatif? *ngeles

Aselinya berooo, saya sudah nulis banyak sekali di blog ini, namun tak ada yang tuntas, hehe.. Juga nulis di buku mini saya, di Hape saya, di laptop, sampai kadang-kadang di atas kertas yang tidak bertuan. Dan tidak ada satu pun yang saya publikasikan dimana-mana, tak pula ada yang saya ajukan untuk konpres. *apa lagi ini?

Sudahlah, dari pada saya nglantur terus sampai gak tentu arah, intinya saya akan mulai posting lagi semua tentang isi kepala saya. Juga catatan langkah saya selama yang patut untuk diperbincangkan, setajam CAROOOK! *duduk di kursi merah

Nah, tentang Dejavu, kawan tahu semuanya kan? Kurang lebih arti dari Dejavu yang asal katanya diambil dari Bahasa Perancis, adalah suatu perasaan ketika seseorang mengalami sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya. Entah karena apa, namanya takdir memang tidak pernah kita tahu sampai kita sendiri yang mengalami lalu mengamati benang merah di antaranya. Termasuk soal Dejavu ini kawan. Saya runtut satu per satu eaaaa qaqaaa..

#dejavu 01
Dimulai pada awal Ramadhan. Saya lagi-lagi harus berada di Rumah Sakit. Di hari pertama puasa, saya pun kembali harus sholat tarawih di masjid Rumah Sakit. Tahun kemarin, saya pun mengalami hal yang sama. Saya pun juga harus menginap di RS di beberapa hari awal puasa. Bau obat, keheningan hiruk pikuk manusia, suasana dominasi warna putih, sampai suasana tidur di kursi tunggu pasien, kembali saya nikmati :)

#dejavu 02
Saya agak susah membuah satu kalimat/frase yang pas, pokoknya tentang "Mengejar Ceramahnya Pak Nuh di Masjid Manarul Ilmi". Saya mengalami hal ini tahun lalu juga. Saat itu, sehabis buka bersama dari Taman Baca, saya agak setengah ngebut menuju kampus ITS. Dan kembali, saya mengalami hal yang sama. Saya menyadari hal ini, ketika saya juga terlambat satu rakaat sholat Isya' di masjid ini. Sama persis!

#dejavu 03
Tengah bulan lebih. Kepala saya mendongak ke atas, menikmati langit desa. Bulan purnama sudah grupil atau cuil. Pertanda sudah separuh jalan Ramadhan telah berlalu. Sama-sama saya melewati hal ini di desa, saya agak terkaget ketika tahu bahwa tilawah saya juga sama, baru sampai juz 22! Dan kembali, ini sama persis dengan tahun lalu!

8 Jul 2012

Quarter Life Crisis | This is How to Deal



Mendengar istilah Krisis Seperempat Baya atau Quarter Time Crisis mungkin masih asing di telinga sebagian besar orang. Padahal sebuah studi di Amerika Serikat menyebutkan krisis ini justru lebih sering dialami daripada Krisis Setengah Baya atau Midlife Crisis yang lebih populer. Bagi anda yang tidak sadar mengalaminya, perasaan jengah mendengar pertanyaan mengenai pekerjaan yang anda jalani, gelisah jika ada teman menikah, atau khawatir akan masa depan anda, mungkin anda sedang mengalami krisis ini.
 
Krisis ini merupakan suatu gejolak psikis yang menyebabkan depresi  kebingungan, dan ketidakpuasan dalam hidup. Hal ini sering dialami oleh berada berada di kisaran twentiesomethings, yaitu sekitar usia 21-27 tahun, yang baru saja menyelesaikan kuliah dan memasuki dunia kerja. Kombinasi antara perubahan pola hidup, tuntutan finansial, asmara, karir adalah hal yang melatarbelakangi terjadinya krisis ini. Walaupun tidak sedikit juga yang mampu melewatinya atau merasa tidak mengalaminya, karena kembali lagi tuntutan tidup tiap orang berbeda-beda. Apalagi jika anda datang dari keluarga pada umumnya yang mengharapkan anak gadisnya segera menikah, sedangkan bagi anda yang ingin membangun karir , menikah bukanlah  prioritas anda.

Istilah ini awalnya mulai diperkenalkan oleh Abby Wilner pada tahun 1997. Dalam bukunya ”Quarterlife Crisis: The Unique Challenges of Life in Your  Twenties” yang ia tulis bersama Alexandra Robbins pada tahun 2001.  Wilner menjelaskan bagaimana lompatan kehidupan dari dunia akademis menuju dunia profesional sering menyakitkan dan memicu respon ketidakstabilan luar biasa pada diri seseorang. Perubahan yang awalnya terasa begitu konstan dihadapkan dengan beragam pilihan yang tak jarang memunculkan rasa panik tak berdaya.

3 Jul 2012

Sebuah Malam di Kota Sego Boran


"Awalnya saya hanya menentukan target-target yang tertulis secara tahunan, bulanan, sampai harian. Dalam siklus tertentu, saya evaluasi apa yang telah saya lakukan dan juga yang gagal. Dari situ saya bisa mengukur, apakah impian saya itu sebuah hal terlalu tinggi, utopis atau saya perlu merubah cara saya mencapai target itu"

"Kalau kita hanya bisa menunjukkan target-target keduniawian, sepatutnya kita juga harus bisa mengimbangin dengan kinerja keakhiratan. Misalkan, dalam sehari saya harus bekerja dari jam delapan pagi sampai sore. Sampai menjelang malam, saya masih harus melanjutkan tugas kantor sampai selesai, atau mengaji atau membaca buku. Lalu tidur. Apakah nanti di sepertiga malam terakhir saya masih bisa bangun untuk sholat malam? Nyatanya tidak, saya lebih sering main-main atau sekedar nonton TV ketika lelah sudah merambat"

"Sering saya merasa, waktu 24 jam dibanding dengan semua target kehidupan yang saya inginkan serasa tidak cukup. Bahkan, untuk sekedari mencapai 80% dari target awal pun selalu berakhir dengan kegagalan. Hingga saya merasa bahwa, seorang menteri itu sangat hebat sekali membagi beban kehidupan. Jika bagi saya sehari serasa 24 jam kurang, bagi seorang menteri itu berarti 48 jam dalam sehari"

22 Jun 2012

Dewasa Itu...

 
Mungkin, ini hanya pikiran selayang yang mecuat sporadis namun sangat dalam. Pikiran tentang sebuah fase proses pendewasaan yang memang harus berujung pada waktu yang tak hingga. Tentang sebuah kemandirian terhadap personal, dan kepedulian kita sebagai seorang dewasa, yang tidak selfish.

Yap, menurut teori yang mengendap dalam pribadi saya, dewasa itu bisa diukur dari dua hal: kemampuan berdiri di atas kaki sendiri dan kepedulian sosial terhadap sesama-lingkungan.

Pribadi yang mandiri tidak hanya soal kemampuan mengendalikan diri dalam memutuskan hal yang tidak boleh dan boleh dia lakukan. Lebih dari itu, kemandirian juga harus bersifat kematangan mengolah diri dari polah, sikap dan emosi. Jika itu sudah bisa terlampaui, kemandirian finansial, kepatuhan terhadap nilai/norma bisa, atau jenis kemandirian fisik lainya bisa mengikuti.

Ciri kedua adalah peduli sosial. Bahasa gampangnya, orang dewasa dalam masyarkat yang bukan orang yang bisa hidup sendiri dengan tangan, uang, dan waktunya sendiri. Namun, ia mampu mengembangkan tangan, uang dan waktunya juga untuk orang lain. Itu murni sebagai sebab-akibat makhluk sosial. Yah, kita tidak akan pernah bisa hidup sendiri.

19 Jun 2012

1st RDK 30's Wedding (Rifai)

Sebuah elegi nampak datang pelan-pelan. Kisah itu bertutur tentang masa lalu dengan segala pahit-manisnya. Memori berjalan mendatangi ingatan ini, menyampaikan sebuah pesan untuk kita semua, bahwa kita pernah bersama. Dan akan senantiasa bersama. Selamanya.

Mungkin ini lah salah satu kisah yang tidak bisa saya lupakan dari dunia kampus, yakni ketika terlibat aktif sebagai Pembantu Umum (PU) di kepanitiaan Ramadhan Di Kampus 1430 H (RDK 30). Sebenarnya saya bukanlah panitia inti, saya hanya membantu saja, tidak lebih. Namun, kapasitas "membantu" saya bahkan melebihi kewenangan yang seharusnya.

Terkisah, kita tertawa riang bin geje di tengah malam saat menempelkan aneka jenis poster kegiatan ke seluruh penjuru Kampus, kita pernah syuro' (rapat) sambil nangis-nangis kayak adegan sinetron, atau rapat hingga dini hari dengan mata menguap-nguap (mata kok menguap?), atau sekedar bergeje ria untuk menghilangkan stress.

Bayangkan, dalam waktu sebulan kita memutar kepala untuk menggerakkan 14 kegiatan sekaligus.  Yang paling seru tentu untuk Buka Bersama, yang membuat ketar ketir setiap hari, menyediakan menu berbuka untuk ratusan jamaah masjid. Rata-rata setiap hari sekitar 700-800 jama'ah, ambil kasaer perbungkus 5 ribu maka perlu 4 juta/hari. Pernah pula kadang jama'ah "jebol" sampai 1.200-an yang membuat pusiing keliling. Sudahlah, nyatanya semuanya bisa kita lalui kok, kekuatan-Nya jauh melampau usaha manusia :)

Kalau hal yang paling seru bagi saya adalah ketika dimaki-maki alumni karena adanya miskomunikasi/ketidaksopanan saya, hehe.. Juga ketika tiba-tiba dimintai dana yang fantastis.

"Cepet Hud, butuh uang 4,5 juta cash sekarang juga. Gepeel"

16 Jun 2012

Mengenang Pejuang ITS (4)


Bapak itu tidak pernah marah. Setidaknya pada saya, anaknya yang paling bandel.

Dalam suasana hari puluhan tahun yang lalu, sore itu Bapak Toni bertutur tentang sebuah kisah ayahnya, dr Angka Nitisastro. Sebagai anak yang mengakui dirinya sebagai anak paling bandel, beliau sangat mengagumi sosok Bapaknya apa adanya. Terlebih sebagai anak bungsu, beliau menganggap kenakalannya sebagai hal wajar.

Setiap kesalahan yang beliau perbuat, Bapaknya selalu menasehati dengan pikiran dingin, tidak dengan kalimat bentakan. Apalagi dengan nada emosi tinggi atau marah. Dari urusan kesalahan personal, perkelahian, atau karena soal nilai jelek di Sekolah.

“Ada kebiasaan unik Bapak jika menegur saya. Beliau biasanya menyelipkan selembar kertas yang berisi tulisan nasehat beliau ke dalam kamar saya diam-diam. Saya dimarahi lewat selembar kertas, justru dari kertas itu saya ‘bertobat’ dari kesalahan saya,” ujar Pak Toni terkekeh.

Itu adalah salah satu momen berkesan dalam pribadi ayah beliau yang namanya lebih dikenal sebagai Plaza dr Angka di kampus Perjuangan.

dr Angka Nitisastro di Mata Putra-Putrinya
Pribadi menonjol yang nampak dari Pak Angka adalah kemauannya yang sangat kuat. Jika dikaitkan dengan ITS, walaupun beliau berprofesi sebagai dokter namun beliau mendedikasikan salah satu jalan hidupnya untuk membangun kampus teknik ini.

Selain sebagai pencetus ide adanya kampus teknik di Indonesia timur, beliau pulalah yang dipercayakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) saat itu untuk menjadi nahkoda perintisnya. Menjadi direktur Yayasan 10 Nopember, sekaligus menjadi Rektor pertama ITS.

“Bapak itu nyandak-nyandak (bersemangat, red) terus, seperti tidak mau tahu harus terwujud. Darah perjuangannya itu sangat tinggi,” ungkap Bu Budi, putri ke-2.

14 Jun 2012

Malang Tempo Doeloe yang Muda Banget

 
"Ketika masa lalu hadir melewati lorong waktu, ia menjamah tanah masa kini. Ia bernafas dengan udara zaman sekarang. Ia berjalan teriringi oleh muda-mudi gaul. Ia berdiri sendiri. Ia hanya terdiam sebagai simbol nostalgia sesaat"

Malang Tempo Doeloe (MTD) 2012 hadir dengan segala euforia muda dan segala simboliknya. Teramaram lampu setengah gelap, baju batik yang mendominasi seluruh pengunjung, jajanan pasar, jejeran sepeda onthel, miniatur kota lama dan segala simbolik zaman dahulu memenuhi Jalan Ijen sepanjang dua kilometer ini.

Suhu malam hari yang cukup dingin (tentu, jika dibandingkan dengan kota Surabaya) seolah kalah telak oleh nafas ribuan manusia yang berjajar mengintarinya.
Seolah kembali ke zaman dahulu, pengunjung yang didominasi oleh muda-mudi tumplek-blek menikmati setiap detail suguhan di spot.

MTD memang sejenis identitas. Di saat hampir semua kota Metropolitan diserbu dengan mall dan segala jenis identitas kapitalisme, kehadian MTD seperti gas oksigen yang baru keluar dari tumbuhan. Tempoe doeloe yang identik dengan kekunoan bisa disulap menjadi hal yang etnik, tiada duanya. 

9 Jun 2012

Ancaman Global Freemasonri-Illuminati

Preambule
Banyak orang berspekulasi tentang sebuah teori konspirasi adanya “kekuatan” di balik pengaturan dunia yang penuh ketidakpastian dan buram. Walaupun tidak semuanya buram, namun ternyata jauh lebih banyak orang yang skeptis dengan kenyataan di sekitarnya. Termasuk soal adanya Illumniati dan Freemasonri.

Hampir semua teori konspirasi kelas dunia selalu dikaitkan dengan organisasi ini. Yang paling heboh adalah adanya Negara Israel dan soal tragedi 11 September. Juga termasuk adanya frase The New World Order, sebuah frase yang membuat orang segera teringat dengan sebuah perkumpulan rahasia yang paling ternama di dunia, yaitu freemasonri. Bagi penganut teori Konspirasi, Freemasonri adalah the shadow atau invisible hand yang secara diam-diam mengendalikan pemerintahan-pemerintahan dunia, sistem keuangan dan bahkan arus informasi

Selama berabad-abad, Freemasonri telah memancing banyak diskusi. Sebagian orang menuduhkan aneka kejahatan dan hal buruk yang fantastis kepada mason. Alih-alih mencoba memahami “persaudaraan” tersebut dan mengkritisinya secara objektif, mereka bersikap sangat bermusuhan terhadapnya. Sebaliknya, para Mason kian bersikukuh dengan tradisi tutup mulut terhadap semua tuduhan ini, dan lebih memilih untuk tampil sebagai klub sosial biasa yang bukanlah bentuk sejati mereka.

Sikap tutup mulut ini pula yang menjangkiti semua tokoh yang ditenggarai sebagai mason. Termasuk beberapa tokoh Indonesia yang ditenggarai sebagai mason, tidak akan pernah keluar klarifkasi dari organisasi ini (karena konspirasi memang rahasia). Juga termasuk sebuah teori sejarah yang memang sepenuh tidak bisa diuji kebenarannya, namun faktanya mereka benar-benar ada dan akibat dari tindakan mereka sampai sekarang pun bisa kita rasakan.

Sejarah Singkat 
Umumnya ahli sejarah beranggapan bahwa Freemasonri berawal mula dari Perang Salib. Meskipun Masonri baru terbentuk dan diakui secara resmi di Inggris pada awal abad ke-18, sebenarnya organisasi tersebut mengakar jauh hingga ke Perang Salib di abad ke-12. Di pusat kisah yang umum dikenal ini terdapat suatu ordo tentara Salib yang dinamakan Ksatria Templar atau para Templar.

Selama melaksanakan tugasnya, ternyata para Templar ini melakukan penyimpangan agama (bidah) dengan menolak iman Kristiani dan menghina Yesus dalam misa. Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota ordo ini. Sebagiannya berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini.

5 Jun 2012

(Undangan) Nikahan


"Akh, antum dimana? Bisa ketemuan sebentar di kampus?"

SMS dari seorang yang setiap hari menghiasi layar Hape saya, bukan karena kita terlalu intim berkomunikasi namun karena dia (tanpa saya daftar) mengirimi SMS tausiah tiap hari. Lumayan, terkadang isi juga nyambung dengan kondisi jiwa saat itu. Dan inti SMS tadi adalah untuk memberikan sebuah undangan pernikahannya dia.

Subhanallah yah, dia itu seangkatan dengan saya emen. Dan dia sebenarnya sudah memberitahukan dari tahun kemarin jika sebelum Ramadhan 1434 H dia akan menikah, itu salah satu visi besarnya. Dan, Allah mendengarkan mimpinya kawan.

Dan mulailah dia berceloteh ria tentang "perjuangan" untuk mewujudkan pernihakannya. Dari profil calon istrinya sampai urusan 5W+1H yang dipaparkan secara jelas dan gamblang. Jadilah saya mendapatkan tausiah juga curhatan dari teman yang memang super sanguinis, hehe..

Tahukah kawan, sampai tanggal 3 Juni kemarin, saya sudah mendapatkan 3 undangan pernikahan dari kawan-kawan terdekat. 2 dari teman seangkatan men. Bahkan, saya juga baru dapat kabar salah satu teman seperjuangan Kerja Praktek (KP) insya Allah bulan ini akan memiliki junior rek! Subhanallah ya :)

Entah mengapa semua berjalan seperti kereta Sinkanshen, cepat sekali. Bahkan terkadang tanpa kita sadari. Walaupun saya sendiri sadar, saya ketinggalan kereta dari mereka. Duh, bener-bener ketinggalan couuuiiy!

Tawa, canda, berantem dan semua kisah kebersamaan dengan mereka-mereka pernah terjadi di masa lalu. Itu saja, cukup -hoe

1 Jun 2012

Positive Parenting Quotes


"Ringkih badannya, lemah tubuhnya, bocor paru-parunya. Tetapi orang-orang perkasa pada zamannya tunduk dan hormat padanya. Keperkasaan jasmani memang tidak ada pada diri Jenderal Sudirman, tetapi pada dirinya terhimpun kekuatan ruhiyah, kekuatan jiwa, semangat jihad yang menyala-nyala, keyakinan yang sangat kukuh dan cita-cita yang sangat besar.

Apa yang bisa kita andalkan dari seorang kakek tua bernama Syaikh Ahmad Yasin? Kakinya lumpuh, suaranya parau, dan badannya kuyu. Dia tak sanggup menggerakkan badannya sendiri secara sempurna. Tapi, dari suaranya yang lirih dia mampu berbicara lantang, mengorbankan semangat dan menggerakkan ribuan pemuda untuk memenuhi panggilan intifadhah" 

"Sebagaimana pula kita harus malu pada Jalaluddin As Suyuthi yang menulis kurang dari enam ratus judul kitab, dari yang tipis hingga yang tebalnya melebihi disertasi terbaik seorang doktor. Padahal tidak ada laptop, PDA, atau yang sejenis dengan itu"

"Tidak ada yang bisa kira lakukan dengan kecerdasan kita kalau jiwa yang menjadi tempat berkembangnya amat rapuh. Bukan cemerlangnya otak yang menjadikan otang-orang besar memberi warna sejara. Bukan pula cepatnya berpikir pula yang menjadikan sebagian negeri ini lebih disegani daripada negeri-negeri lain. Pada bangsa-bangsa yang amat disegani itu boleh jadi otak anak-anak mereka tak secemerlang anak-anak kita.

Akan tetapi, mereka memiliki karakter yang kuat. Sangat kuat. Begitu kuatnya karakter mereka sebagai pribadi dan sebagai bangsa, sehingga mereka sigap menentukan sikap. Tidak gamang, ragu-ragu, dan tidak pula gemetar menjatuhkan sikap"

21 May 2012

Pedjoeang Poelaoe Sempoe



"Komparasi paling mudah untuk menilai esensi sebuah perjalanan adalah membandingkan kepuasan batin yang anda rasakan dengan perjuangan yang harus anda lalui" -hoe

Lamat-lamat roda mobil berputar, melaju deras. Aroma keletihan membelukar di wajah, punggung, kaki dan seluruh tubuh. Riuh rendah jalanan mengiringi pikiran yang sudah mulai tiarap. Hamparan hijau di kanan kiri menutup kepenatan sedikit lebih segar. Suara parau kita beradu dengan tumpukan pasir yang terbawa di setiap barang bawaan. Oleh-oleh alami.

"Ayo rek, ada bagaimana pendapat kalian dari perjalanan 2 hari ini? Apakah kepuasan kalian sebanding dengan pengorbanan kalian?," tanyaku meluap keras.

"Pegel kabeh. Pengorbanan lebih banyak"

"Pemandangannya memang bagus sih, tapi pengorbanannya jauh lebih berat"

"Pengorbanan abot"

"Cukup sekali aku ke Sempu, gak bakal ke sini lagi"

"Biasa saja, aku gak ngrasain apa-apa" (ini adalah jawaban paling jeruk!)

 ######
 
Istilah kita untuk menamakan perjalanan ini bukanlah Bonek (Bondo Nekad), tapi Bomis (Bondo Bismillah). Tanpa pengalaman, hanya dengan keinginan membuncah dan tekad untuk ke sana saja. Titik. Akhirnya, setelah bergonta-ganti personel, boyband kita terbentuk ber-7 yakni Haris, Cep Iman, Ihram, Dery, Theo, Nugroho dan Fiqly. Dan saya sebagai manajernya.

Kita berangkat menyewa mobil Avanza hitam jam 6.30, molor setengah jam dari rencana.

Packing!


Kata orang Confucius sih, perjalanan 1 mil dimulai dari langkah pertama, namun petuah itu tidak perlaku bagi kita. Mengapa? Karena mobil tidak berkaki, haha. Selain itu, apa yang kita alami tidak bisa mencerminkan filosofi perjalanan sama sekali. Tahu kenapa? 

“Bukannya ini jalan tol ini masuk ke Surabaya,” celetuk Cep Iman.

Itu adalah langkah pertama perjalanan kita, salah jalan a.k.a nyasar! Seharusnya kita keluar kota Surabaya, malah kita masuk kota Surabaya lagi menuju Darmo Satelite. Waktu terbuang hampir satu jam. Dan perjalanan sayup-sayup dimulai lagi dari putaran pertama (lagi) roda mobil.

Waktu pun berjalanan sangat lambat selama di dalam mobil. Sangat lambat karena hanya dua hal yang kita lakukan, pertama: berdiam diri dengan bertumpu pada pantat yang sama, kedua: membully Ihram, hahaha.

Tepat jam 11-an, sekitar 20 kilometer dari Pantai Sendang Biru kita berhenti di pasar antah berantah untuk membeli jagung, minyak tanah, air gelas, kertas minyak, korek api, dll (semangat entrepreneur, mau buka warung di sana, haha). Makan siang dijamak-qashar dengan sarapan, dan sekalian Sholat Jum’at.

Dan saat pergantian sopir dari Nugroho ke Fiqly inilah seluruh penumpang tidak ada yang berani dan tidak ada yang bisa tidur. Karena suasana menjadi dag-dig-dug-dueerr! Menegangkan! Style menyetir Maba Material ini membuat pikiran tidak tenang. Sampai ada adegan dimana kita ber-7 berteriak kompak, STOOP!

Mobil kita nabrak pick-up. Untung tidak ada yang rusak. Sopir diganti Nugroho lagi. Suasana menjadi tenang kembali dengan pemandangan jurang di kiri jalan yang aduhai semampai indah. Jalan berkelok-kelok, naik-turun, bertikung kanan-kiri seperti gerakan disko.

Dan, akhirnya kita sampai di Pantai Sendang Biru jam 13.15, atau perjalanan bersih 4,5 jam. Tiket dikenakan 50 ribu/mobil. Dan pemandangan pantai duduk manis memandang kita. Violaaaa :)

Pemandangan awal, fotonya jelek, padahal aslinya bagus

Nyari apa dik? "Nyari Keong Mas," jawabnya ketika saya tanya :)


 Barisan perahu beragam ukuran :)


Mbambooongg!

15 May 2012

Memori Kecil #1


"Dalam perspektif psikologi kecerdasan personal, saya itu memiliki tiga hal yang sangat menonjol yaitu numerik, logika dan afektif. Dan hal yang paling payah dalam otak saya adalah lingual, artistik dan verbal."

Hari ini angka-angka dalam otak saya berlarian bebas, mengejar sebuah simpul dari rangkaian acak soal-soal Fisika anak SMA.Yah, anak yang sedang saya les-i tadi benar-benar mengajak saya berlari kencang. Dia super cepet logikanya, numeriknya bahkan jauh di depan saya. Terkadang ketika dia masih membaca, otaknya sudah mulai menghitung. Sementara saya masih menerjemahkan soal, payah.

Satu bab bisa selesai dalam tempo 1 jam, dan semua mengalir masuk sepenuhnya ke pemahaman dasarnya. Jadi, pas mengerjakan soal dia bisa lari kencang, sementara saya masih terbirit-birit. Sumpah, keren banget nih anak. Baru dua kali ketemu, tapi sejujurnya saya salut dengannya dan lebih salut dengan bagaimana orang tuanya mendidiknya dari kecil :)

Pada dasarnya, kecerdasan kognitif setiap manusia itu adalah bawaan lahir alias tidak bisa diganggu gugat atas nama takdir ilahi.  Juga IQ manusia, semua memang akumulasi dari banyak hal namun bermuara pada satu kata tadi: Takdir! 

Kata orang sih, dengan pemenuhan gizi yang seimbang, anak bisa diproses supaya kelak dia memiliki takdir menjadi orang cerdas. Namun, pada kenyataannya, hanya sebagian kecil yang benar-benar terjadi. Selebihnya ternyata apresiasi pribadi (latihan/belajar) dan lingkungan yang bertindak.

Seperti anak tadi. Bagaimana makanan dan gizi membetuk pertumbuhan otaknya sejak menjadi janin, dan juga akses melimpah dari orang tuanya yang memang sengaja ditujukan untuk tumbuh kembang anaknya. Pasti berbeda dengan saya.

Beda dan Ndeso
Saya ini dari desa (ndeessooo banget a.k.a katrok). Saking ndesonya, saya pernah mengalami masa kecil tanpa listrik sampai menginjak kelas dua SD. Kedua orang tua saya petani yang hanya lulusan SD. Saya pun menjadi satu-satunya anak di generasi Ibu saya yang mengenyam bangku kuliah. Tertinggi kedua, adik saya yang sampai SMA. Sisanya, SD-SMP dan menikah.

14 May 2012

Random #2


#1
"Hanya keledai yang pernah jatuh di lubang yang sama"

Semua orang bebas percaya dengan kalimat bertuah di atas, tapi hari ini Ahad 13 Mei 2012 saya melakukan tiga kesalahan yang sama dalam waktu kurang dari 12 jam! Benar-benar payah nian!


#2
Saya pernah diselenting teman berkali-kali bahwa saya itu terlalu kasar dalam mengajar adik-adik di Taman Baca. Saya lebih cocok jadi teman bermain daripada menjadi kakak pengajar atau bahkan (calon) Bapak, begitulah yang saya tangkap walaupun teman saya itu tidak mengatakan hal itu namun saya haruslah sadar diri.

Akhirnya saya berinisiatif untuk memperbaiki diri dengan bertanya dan bertanya tentang personal intuition saya terhadap anak-anak. Juga mulai meminjam dan membaca buku "Positive Parenting" karya Ustadz Faudzil Adhim yang subhanallah keren, suer!

Ternyata, memang banyak hal yang salah dalam diri saya. Memang kesalahan itu harus diberitahukan, dan memang itu fungsinya teman :)


#3
Sering saya mengalami dilema paradoksial tentang kenyataan lisan dan kenyataan jiwa/hati. Hal ini berulang-ulang terjadi, hingga saya mesti harus sering pula berbenturan pikiran. Sering saya diajak sharing tentang banyak persoalan teman hingga mendalam sampai hal-hal sangat privasi, sesering itu saya seperti terbiasa mendengar dan tentu bertutur bijak walaupun terkadang tidak memberikan solusi.

Tidak hanya satu, dua teman saja, banyak sekali. Terkadang di akhir pekan atau sampai tengah malam pun ada teman dari seberang pulau yang menelpon saya sekedar untuk menanyakan kabar dan curhat (tentunya). Saya pun terbiasa mendengar, mendengar dan (sok) berkata bijak.

Namun, itu seperti sebuah dilemasi kenyataan bagi saya yang jauh dari yang saya omongkan. Ini kejujuran yang memang sangat menyakitkan. Hingga, muncullah celetukan demi celetukan yang mengaburkan omongan saya dengan kenyataan pada diri saya sendiri.

"Cobalah urusi diri sampeyan dulu," pesannya singkat. Mendalam.

10 May 2012

Random #1





#SoalJodoh

Pagi tadi, SMS membangunkan saya dari keluhan perut yang melilit dan dada saya yang menyesak. 

“Maaf Om, tidak bisa datang. Ada keperluan keluarga di Sidoarjo”

“Oh gak papa boi. Sudah clear kok. Lamaran ta? Haha”

“Hah? Maaf Om, jodohku tidak berada di tangan keluarga, apalagi di tangan murobbi”

“(tercengang) Ya iya lah, jodoh kan di tangan Tuhan”



#Toea

Kata Mbah Pepatah Bijak, belajar itu tidak mengenal waktu. Seperti Mbah putri kemarin sore. Di bawah rindangnya pohon Keres,  beliau menaruh tongkat kayunya di samping bangku bambu itu. Kakinya duduk bersimpuh, tangannya meletakkan tumpukan kertas yang panjangnya hampir setengah meter.

8 May 2012

3 In 1: Mangrove Wonorejo-Maha Virahara-Museum Majapahit

Inilah salah satu model perjalanan nekad yang pernah saya alami selain ke Madiun-Magetan-Ngawi-Solo-Jogja-Gunung Kidul-Ponorogo-Madiun menggunakan sepeda motor tempo saya masih muda (berasa tua banget), berdua saja. Tapi ada satu esensi yang paling saya suka, perjalanan nekad selalu penuh dengan hal-hal tak terduga yang akan selalu kita ingat sepanjang umur hidup.

Kalau perjalanan nekad dulu, hal yang paling saya ingat adalah memutari kota Solo dan Jogjakarta hanya berbekal penasaran dan SIM+STNK. Akhirnya, dengan seutas peta pinjaman, saya berdua dengan teman saya bisa mengelilingi dua kota keren ini. Juga sewaktu "menyeberangi" Gunung Kidul agar sampai lebih cepat ke Ponorogo, kita harus berkorban dengan mengendarai sepeda motor sampai 5,5 jam non-stop. Sampai penumpang saya ngedumel terus sepanjang jalan, haha..

Eco Wisata Mangrove Wonorejo
Nah, hari sabtu kemarin saya berhasil mbolang nekad lagi bersama partner-in-narsis saya, adek Haris. Destinasi pertama adalah Eco Wisata Mangrove Wonorejo yang sebenarnya merupakan destinasi by accident. Tujuannya hanya menemani reporter galau nan ababil ini untuk mewawancarai narasumber di sana.

Perjalanan ke sana diwarnai dengan tanda tanya besar karena selalu dan selalu, jalan di googlemaps tidak cukup membantu ketika di lapangan. Memasuki daerah wonorejo, kita sudah disambut dengan jalan tak beraspal dan tambak di kanan-kiri. Tak luput, beberapa semak mangrove turut menutup jarak pandang kita. Sempat takut kalau nyasar, namun akhirnya kita menemukannya. Saya pun pertama ke sini.

Pintu masuk, kecil banget

 Di sini dipelihara dua ular piton yang super besar

 
 Haris dengan hape (dan gomawonya)

Bayar tiket, dewasa 25 ribu, anak-anak 15ribu

 Gazebo gerbang dengan latar sungainya


2 May 2012

Hei, Balon!



“Hei balon, minggir!” kata itu melontar keras bersamaan dengan sepeda motor yang lewat dari belakangku.

“Aku dibilang lonte Kak, siapa yang gak marah?,” Nane berteriak khas gaya premannya.

“Siapa yang mau dibilang lonte? Dan itu berkali-kali Kak, sudah seminggu,” Reni tak kalah heboh.

Gara-gara ulah Febri hari itu, Ibu Nane pun sampai harus turun gunung. Dia melabrak Febri dengan gaya Suroboyoannya.

“Sopo sing ngomong lonte? Anakku nggak tak didik dadi lonte!”

*******

Ahad itu, tidak ada adik laki-laki di Taman Baca kecuali Degrit. Semua anak laki-laki lainnya entah kemana perginya, sementara anak perempuannya pun ngambek sekali. Hari itu, ada perang Baratayudha, perang antar anggota Taman Baca, geng perempuan versus geng laki-laki.

Geng perempuan yang kita ajak bicara pun para generasi STRONG sekali, mereka tidak mau kalah, dan tidak mau dikalahkan. Diajak ngomong pun susah, sampai berkali-kali dibujuk dengan rayuan pulau kelapa sekali pun. Praktis, hari itu, niat untuk ber-story telling pun tersampaikan apa adanya. Masih mending sih, dari pada “ada apanya”.