12 Jan 2011

Kawan, Ai Lup Yu Pul



Inilah pertanyaan bodohku : Apalah arti pengorbanan bagi manusia? Untuk apa pula mengasihi sesama? Toh, tidak ada satupun pengorbanan yang ikhlas karena ingin melakukan esensi tindakan itu sendiri. Ibadah pun masih ada iming-iming surga. Sederhananya, menjaga kebaikan dalam kesendirian adalah buktinya. Sering aku pun berlaku sama. Menghendaki sesuatu dalam setiap tindakan. Berharap ada hal di masa depan yang bakal aku peroleh. Dunia. Juga akhirat.

Tapi aku bangga dengan mu, kawan. Kalian hebat! Sedikit berbicara, sarat tindakan. Kalian adalah inspirasi. Yang dengan sabar dan teliti meniti noktah demi noktah kebaikan. Walaupun orang di luar sana acuh tak acuh denganmu. Bahkan mungkin teman dekatmu sendiri pun tidak memberikan respek  dengan kelakuanmu yang satu ini. Kalian justru cuek dengan mereka. Pertanyaan bodoh (lagi) : kok ada manusia model kalian?

Ini pula yang membuat aku sering bertanya, apa motif kalian? Semakin aku mencoba aku mencari alasan itu, semakin dalam pula aku terjerumus pada tindakan bodoh. Lama memikirkan, jauh pula keberadaan jawaban itu. Akhirnya aku pasrahkan jawaban itu ke udara. Membiarkannya abadi bersama kebaikan itu. Hingga akhirnya bisa bergema dalam keabadian hidup. Membiarkan kebijaksanaan yang berbicara.

6 Jan 2011

Selamat Tinggal Sahabatku

Ku kan pergi berjuang
Menegakkan cahaya Islam
Jauh di negeri Seberang

Selamat tinggal sahabatku
Ikhlaskanlah diriku
Iringkanlah doa restumu
Alloh bersama slalu

Kuberjanji dalam hati
Untuk segera kembali
Menjayakan negeri ini
Dengan ridho Ilahi

Selamat tinggal sahabatku
Ku kan pergi berjuang
Menegakkan cahaya Islam
Jauh di negeri Seberang

Selamat tinggal sahabatku
Ikhlaskanlah diriku
iringkanlah doa restumu
Alloh bersama slalu

Kalaupun tak lagi jumpa
Usahlah kau berduka
Semoga tunai cita - cita
Raih gelar syuhada

Selamat tinggal sahabatku
Selamat tinggal sahabatku
Selamat tinggal sahabatku
Selamat tinggal sahabatku
Selamat tinggal sahabatku
Selamat tinggal sahabatku

1 Jan 2011

Nikah Atau Kerja Dahulu?



Ini adalah hasil perbincangan kita berempat bersama Pak Triyogi. Kita sendiri didefinisikan sebagai Mirza, Yudis, Huda, Elis dan Nurul. Sambil bengong dan melongo menunggu tanda tangan datang, kita bercengkerama dengan pak Yogi tentang esensi pernikahan. Tanpa aba-aba, tiba-tiba pak Yogi menyinggung suatu pertanyaan “Nikah atau kerja dulu?”

Pemeran utama :
Pak Yogi (PY) ; Yudis (Y) ; Mirza (M) ; Elis (E) ; Nurul (N)
Sutradara : Huda (H), hahaha
ACTION!

Y : “Kalau laki-laki ya kerja dulu Pak”

P : “Lha emang kenapa dengan laki-laki?”

Y : “Kan kita laki-laki Pak, nanti istrinya mau dikasih makan apa?”

PY : “Nah selama ini itu adalah sebuah persepsi yang salah. Karena itu artinya, kamu menyalahi apa yang dititahkan oleh Allah”

Lho kok bisa, mengapa? Dalam anjaran dan anjuran islam yang ada itu adalah “menikahlah, maka rejeki akan terbuka luas” bukan “cari rejeki dulu baru menikah”.