23 Apr 2010

Dolly, Siapa Yang Salah?


Kawan, dalam teori dasar fisika, ada sebuah hukum universal yang dikemukakan oleh Isaac Newton. Menurut mbahnya fisika klasik ini, semua materi di dunia ini mempunyai kesetimbangan gaya yang sistematis. Jika ada aksi pasti ada reaksi, itu simpelnya. Jadi tidak akan mungkin ada benda bisa bergerak tanpa dengan sendirinya tanpa sebab. Semua system itu terukur, memenuhi hukum sebab akibat dan berlaku di seluruh jagad raya ini.

Pun demikian dengan siklus kehidupan ini, itu konklusi yang saya kemukakan. Baik atau buruk suatu keadaan semua berproses dari efek sebab akibat yang terakumulasi menjadi sebuah fenomena. Tidak ada yang ujuk-ujuk  atau bim salabim orang bisa pintar tanpa belajar, orang masuk penjara tanpa kesalahan atau orang sukses tanpa usaha. Namun ada yang mengganjal bagi saya. Bukan tentang hukum alam ini, tapi kawan, terkadang kisah dunia ini terkesan berat sebelah. Kawan tidak setuju?

18 Apr 2010

Apakah imipianmu kawan ?

Kawan, pernah membaca novelnya Andrea Hirata ? Sebuah novel inspiratif yang dibuat si penulis tanpa ada maksud untuk diterbitkan namun ketika diterbitkan kali pertama langsung meledak. Yah, sungguh novel yang bagus, walaupun bisa disebut sebagai biografi sang penulis namun cara penuturan kalimat per kalimat jauh dari kesan orang curhat. Malah kita bisa tersihir oleh rangkaian huruf yang mempunyai soul berbeda jauh dengan penulis lain di Indonesia, aliran menulis yang baru : awut-awutan, science writing, paradoksal, lucu tapi bukan djayus.

Kok tambah buat resensi to? Kembali ke tujuan awal. Jadi di novel yang diberi nama Tetralogi Laskar Pelangi ini, bisa penulis simpulkan bahwa dengan kemauan dan keberanian maka yakinlah nasib akan selalu berpihak padamu. Dunia begitu luas, ada banyak sekali warna warni kehidupan ada di luar sana yang tak akan pernah kita tahu tanpa kita mau mencari dan mendatanginya. Dalam novel ini diiceritakan bahwa, Ikal (panggilan kecil Andrea Hirata, red.) yang namanya diambil begitu saja dari secarik majalah, namun saat dewasa dia bisa bertemu langsung siapa gerangan Andea Hirata itu. Saat kecil, dia hanya tahu menara Eifel dari tempat kotak yang diberikan A Ling, namun suatu saat dia bisa memandang Menara Eifel hamper setiap hari,. Bahkan impiannya untuk mengelilingi daratan Eropa dan sedikit Afrika terwujud juga dan semuanya dilalui bersama orang yang dia kagumi, kakak angkatnya, si Aray. Sungguh sebuah mimpi besar, seorang anak buruh timah yang sampai novel terakhirnya pun diceritakan sang ayah tidak penah naik jabatan, bisa menggapai impiannya yang terlampau menjulang untuk ukuran anak Belitong kala itu.

Ied itu Biru, Kawan




Semua barang-barang sudah dipersiapkan sejak tadi malam telah siap untuk dibawa. Pun demikian dengan segala keperluan untuk menyongsong belajar di kampung halaman. Buku, diktat, text book dan catatan kuliah menjadi menu wajib yang harus dibawa sebagai konsekuensi dari libur singkat Lebaran tahun ini.

Hari terakhir puasa. Kebahagian yang telah lama dinanti. Bukan karena hari ini adalah hari terakhir kita menahan lapar, haus dan nafsu namun lebih dikarenakan sebentar lagi akan bertemu orang-orang tercinta.

“Uda siap Nung?” tanya Mbak ku.                                

“Siip, ayo berangkat,” ulasku singkat.

Suci Ingin Mengaji, Mak





Based on the true story

Sia-sia pula dari sejam yang lalu aku mengemis waktu pada Emak. Bukannya mengiayakan saja malah tidak menggubris perkataanku sama sekali. Sibuk mengurusi cuciannya tanpa memperhatikan ekspresiku yang sudah teramat kaku untuk memelas lagi.
“Ayolah Mak, sekali ini saja. Boleh ya?,” pintaku
“Emak lagi repot ini, sana pergi bersama kakakmu,” jawab Emak singkat.
“Suci tadi barusan ada Ujian di Sekolah, capek Mak. Boleh ya, sehari ini saja.”
“Memang kakakmu juga tidak sekolah kayak kamu? Ayo segera susul kakakmu, sudah siang ini. Nanti kesorean lho.”
“Mak, sehari iniiii saja”

Sebuah Catatan Ringan

Hari ini, tidak tahu sudah berapa hari diriku mulai menjadi musafir, lebih tepatnya pengembara hidup. Hal ini tak lepas dari melunturnya kebiasaanku untuk membuat evaluasi harian dengan menulis (habisnya hampir tiap hari pulang larut malam), jadi bawaannya lupa melulu. Kalau tidak keliru sudah hampir tiga pekan, diriku menyatakan walk out (WO) dari mahasiswa rumahan menjadi mahasiswa kos-an (istilah yang sangat dipaksakan) dengan berbagai penyebab yang rasional. Selama itu pula, banyak hal yang telah membentuk guratan tidak berkontur, dari awut-awutan tambah abstrak tidak jelas. Yang pasti ada banyak makna yang terulas, dan satu persatu mozaik hidupku mulai membentuk jati diri yang sebenarnya.

Hidup ?


Hari ini mungkin hari paling berkesan dalam hidupku.Yang tidak akan pernah kulupakan sepanjang masa dan tidak akan usang oleh putaran waktu sekalipun.Hari yang berarti.Hari yang membuatku seperti ini.Perjalanan panjang yang telah kulalui ternyata tidak sia-sia.Begitu banyak kenangan,begitu banyak kenangan,begitu banyak pertanyaan dan jawaban yang ku peroleh.Mungkin waktu terus berjalan seiring berkurangnya umur yang kita miliki yang berjalan merayap dengan cepatnya.Namun hidup….

₪₪₪₪₪₪

Ku ayunkan langkah pertama pagi ini dengan kepasrahan dan kelesuan yang termat.Harapan yang selama ini ku nantikan ternyata hanya kesia-siaan belaka.Sebuah mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.Seperti sebuah pertanyaan yang tidak akan terjawab.Impossible question.
“Huh…mengapa ini harus terjadi”,gerutuku dalam hati.

Jangan (sok) Sibuk Loe!



Inilah kisah perjalanan panjang dari sekumpulan anak manusia. Bak pemeran utama dalam sebuah drama kolosal. Ya, kami berenam pastinya sudah memenuhi standar aktor drama kehidupan nyata. Tapi inilah indahnya Ukhuwah Islamiah, sarat makna dengan nuansa khas anak muda. Kalau mau dibaca, silahkan. Inilah tulisanku.

Adalah Mirza Ghulam Indralaksana, Dody Vicktorio Fanta, Yudistira Sanjiwani, Dany Ferdiansyah, Trio Jeffi dan Nur Huda yang sengaja menyusuri jalan tak berujung dengan satu tujuan sama. Mereka, berurutan sesuai dengan namanya adalah Ketua, Sekretaris I, sekretaris II, Kepala Departemen (Kadept) PSDM, Kadep Syiar dan Boikoter Lembaga Dakwah Jurusan Teknik Mesin ITS, Ash Shaff. Dan mereka semua, kecuali yang terakhir saya sebutkan, dalam kekuatan intelegensia serta akademik merupakan kalagan menengah ke atas, bahkan ada beberapa yang termasuk konglomerat IP. Lha semester kemarin saja, nama kelima yang saya sebutkan bahkan terancam ber-IP = 4 !

Ramadhan = Renovasi “Villa"





Aku menuliskan hal ini semata mata karena ingin memberitahukan semangat juang orang-orang disekitar kita yang sering diabaikan dan jarang mendapatkan perhatian. Ingin mengajak kawan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, fastabikhul khoirot. Yang terakhir, sebagai sebuah obsesi komplusif diri sendiri untuk membudayakan harus membaca dan menulis! Walaupun masing terseok-seok dan awut-awutan.

Kita mengetahui planet Jupiter adalah planet terbesar dari tata surya pasti bukan karena kita pernah “jalan-jalan” ke sana, namun karena ada seorang penemu yang mempublikasikannya. Pun begitu dengan apa yang ku lakukan dengan tulisan ini. Aku ingin menunjukkan bahwa ada hal besar yang jarang diketahui oleh orang lain. Ibaratnya aku memberitahukan sebuah tambang emas di pekarangan rumah atau aku berhasil menemukan buron teroris di tengah jalan. Unik. Menakjubkan. Absurd.

Orang Hebat



Sampai detik ini penulis sendiri belum memiliki definisi pasti tentang makna orang hebat itu seperti apa. Dengan variable plus yang sangat banyak, hal itu juga membuat frase ini susah diartikan baik secara etimologis maupun substansial. Yah, semacam sebuah aksioma yang bisa diterima siapa saja tanpa harus dibuktikan.   
Layaknya sebuah cerita, sosok orang hebat pun penulisa tafsirkan dengan kacamata sendiri. Jadi ini sebuah penilaian yang sangat subjektif sekali. Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis sendiri, dengan ditambahi bumbu-bumbu  melankolis dalam tutut bahasa yang ada dalam pikiran penulis
.

Kisah Zahid


KOTA KUFAH terang oleh sinar purnama. Semilir angin yang bertiup

dari utara membawa hawa sejuk. Sebagian rumah telah menutup pintu

dan jendelanya. Namun geliat hidup kota Kufah masih terasa. Di

serambi masjid Kufah, seorang pemuda berdiri tegap menghadap kiblat.

Kedua matanya memandang teguh ke tempat sujud. Bibirnya bergetar

melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Hati dan seluruh gelegak jiwanya

menyatu dengan Tuhan, Pencipta alam semesta. Orang-orang

memanggilnya “Zahid” atau “Si Ahli Zuhud”, karena kezuhudannya

meskipun ia masih muda.

Dia dikenal masyarakat sebagai pemuda yang paling tampan dan paling

mencintai masjid di kota Kufah pada masanya. Sebagian besar waktunya

ia habiskan di dalam masjid, untuk ibadah dan menuntut ilmu pada

ulama terkemuka kota Kufah. Saat itu masjid adalah pusat peradaban,

pusat pendidikan, pusat informasi dan pusat perhatian.

Ibu, Pahlawanku


Terlampau banyak masa ku lalui bersama dengan ibu. Sosok perempuan yang ku panggil “Mak” dalam setiap sapaku kepadanya. Terlalu banyak pelajaran hidup yang ku dapat dari beliau. Tentang arti perjalanan hidup manusia. Dengan segala tutur kata, kebaikan dan kesabarannya.

Ibuku adalah malaikatku. Malaikat yang diturunkan oleh-Nya dalam wujud manusia. Beliau selalu ada di setiap saat diriku membutuhkan. Wanita tersabar yang pernah ku temui di dunia ini. Dengan segala upaya, dia telah memperjuangkan kehidupan ku hingga bisa menjadi sekarang ini.

Bersyukurlah dan Dunia akan Tersenyum Padamu

Cerita ini saya alami di tengah hiruk pikuk amanah yang bejibun. Mengekang dan menekan hingga sampai ubun-ubun bahkan alam mimpi. Dan kejadian ini dengan sengaja menyentak naluri saya. Naluri seorang manusia yang terkungkung oleh kehausan nikmat duniawi. Sungguh, tanpa bermaksud menggurui, semoga apa yang saya ceritakan ini bisa menjadi sebuah hal yang bermanfaat bagi kawan-kawan. Silahkan disimak.

Dalam liburan panjang pergantian tahun ajaran baru kemarin, saya dengan beberapa teman berkesempatan magang selama satu bulan di salah satu surat kabar di Surabaya. Di sini, kami tidak ubahnya disulap menjadi wartawan professional. Walaupun dalam strata wartawan kampus, kami bisa dibilang masih amatiran. Tiap hari kami berempat pun merasakan sensasi menjadi the trully journalize yang bertolak belakang dengan dunia engineering yang kami geluti.