25 Jan 2017

Cerita Kita (2): Satu Tahun Kebersamaan

Ngowohnya kayak ayah >.<


Setahun silam.

Pandangan saya fokus ke satu titik, tapi pikiran kemana-mana. Mencoba segala jurus untuk rileks tapi nihil. Dalam satu ruangan bersama dengan keluarga saya dan keluarga dia, adalah momen paling dag-dig-dug-der selama saya hidup.

Sambil mengalihkan grogi staidum 88, saya ngobrol dengan Pakdhe saya yang humoris. Ngobrolin apa menjelang detik-detik akad? Entahlah. Keringat dingin tak hanya membasahi baju saya, tapi juga ingatan saya.

Sudah satu jam lebih kita menunggu Naip (petugas KUA) datang. Artinya terlambat 30 menit dari jadwal. Tapi pikiran aneh-aneh justru muncul di saat sakral. Satu yang saya ingat: mulai hari ini dan selamanya, saya akan hidup dengan wanita yang saya pilih. SELAMANYA?

Namun saya selalu ingat wejangan teman lama: bukankah jalan pernikahan itu selalu terjal?