30 Aug 2012

Dari Ulysses Sampai Maroko



Menyusuri Lorong Dunia jilid II adalah buku yang saya lahap dalam sepekan selama lebaran kemarin. Judulnya sangat membosankan ya? hehe. Buku karangan Sigit Susanto ini “hanya” sebuah catatan perjalanan dari kacamata penulis, semacam diari yang bertemakan wisata ke beberapa Negara. Pun begitu dengan tulisannya, mirip sekali dengan diari.

Namun, buku ini kaya sekali dengan detail. Banyak sekali penjabaran dari setiap tempat yang Sigit kunjungi. Pun juga dengan ulasan tentang sastra, bagian yang sangat dia gemari. Bisa jadi, dari 6 Negara yang diulas di sini, lebih dari seperempatnya berbicara tentang sastra.

Bagian lain yang saya sukai adalah penuturannya tentang sejarah, ideologi dan sejarah beberapa founding father berbagai Negara Komunis. Bagi saya sejarah dan ideologi komunis itu sesuatu banged. Kenapa? Karena Indonesia sendiri “hampir” ingin berideologi komunis. Bayangkan Negara kita tanpa agama, dengan sistem pemerintahan sosialis seperti Korut, Kuba atau RRC. Yah, walaupun RRC juga beranjak kapitalis.

Negara yang Sigit kunjungi meliputi Portugal, Swiss, Irlandia, Hongaria, Vietnam, China dan Maroko. Di Irlandia dan Swiss, dia berulas tentang Novel Ulysses karya James Joyce yang mendunia itu. Ia menemukan euphoria masa lalu Negara Hongaria dibawah kekuasaan Uni Soviet walaupun saat ini sudah merdeka sendiri. Sejarah Negara Vietnam mungkin yang paling saya sukai, termasuk pemaparan tentang Paman Ho Chi Minh yang menjadi cikal bakal nama Ibu kota Vietnam.

Di China, ia membidik dua wajah China: modernitas versus ketimpangan sosial warganya. Portugal lebih dipaparkan cerita tentang sejarah kemaritiman dan sastranya. Ingat Vasco Da Gamma? Ingat pelajaran IPS zaman SD, diulas tuntas, sangat detail di sini. 

Oh ya, Sigit Susanto ini orang aseli Jawa yang menikah dengan perempuan Swiss dan sampai sekarang tinggal di Swiss. Walaupun beragama Islam, tapi dia mengatakan dirinya sebagai orang yang “mbeling”, sesuai alamat emailnya. Dan seperti kisahnya, ketika mengunjungi Negara Maroko yang mayoritas Islam, dia pun tidak pula menyembunyikan mbelingnya. Seperti dengan tidak berpuasa, sholat, namun sering menggunakan kata salam “Assalamu’alaikum” saja sebagai penunjuk keislamannya.

Oh ya, ada kata pengantar yang sangat saya suka isinya. “Kekuatan menulis seorang penulis pemula diukur dari kemampuan menulis 10.000 kata pertama”. Juga termasuk kemampuan membaca tulisan, angka 10.000 memang patokan. Jika kuat, bakal lanjut. Jika tidak, bakal stop dengan melihat tebal halamannya. Termasuk soal ulasan negeri China yang ditulis mencapai 27.000 kata!

Saya kutipkan beberapa hal yang menurut saya paling nendang!

#1
Novel Ulysses karya James Joyce merupakan novel fenomenal yang membuat saya berpikir tidak logis. Mengapa? Karena, walaupun novel ini ditulis tahun 1940, penggemarnya mengabadikan karya itu dengan hal-hal yang tidak wajar (menurut saya). Misalkan dengan merayakan Hari Bloomsday, hari ketika kedua tokoh utama novel itu, Leopold dan Molly Bloom bertemu pertama kali tanggal 16 Juni. Bagi orang yang tidak maniak dengan sastra, hal ini sangat berlebihan!

Tapi ada yang lebih gila lagi. Novel ini ditulis dengan settingan kota Dublin, Ibu Kota Irlandia. Nah, untuk mengenang kisah perjalanan tokoh utamanya, para penggemarnya membuat semacam “napak tilas” ke semua tempat yang dituliskan dalam novel. Kurang kerjaan banget kan? Haha

29 Aug 2012

Iedz ‘33 Asyoi Boi! (bagian 1)

Judul postingannya agak allay ya? Maklum, banyak yang bilang gitu *ngaku juga*. Tulisan ini cuman mau saya dedikasikan untuk mengukir sebuah memori tentang masa lalu, biar kelak ketika uda tua, bisa dikenang lagi. Bukankah memang ingatan manusia sangat terbatas?

Yeah, tulisan ini akan bertutur catatan pribadi tentang Hari Raya Idul Fitri 1433 H yang barusan saja selesai. Karena baru kali ini saya berkesempatan untuk beraktivitas di kampung halaman selama 8 hari. Ini rekor saya selama 8 tahun terakhir. Karena tahun-tahun sebelumnya, saya cuman lebaran 3-5 hari di desa saya yang bernama desa Rahayu yang arti harfiahnya adalah “baik, bagus, cantik”.

Terapi Kaki Kekar
Agenda paling umum yaitu saling bermaafan ke sanak famili dan juga tetangga. Kultur sosial dan gotong royong yang sangat kental di desa saya, membuat sekat individu sangat tipis. Begitu pula untuk momen ini, yang dituju bukan hanya tetangga kanan kiri, namun juga semua tetangga jauh yang bisa dijangkau oleh kaki dan tekad.

Yup, kalau soal kaki, mengelilingi satu satu RT saja sudah payah, apalagi satu RW. Tapi walaupun musim kemarau juga sangat menyengat, banyak dari warga desa yang bahkan mampu berkeliling beberapa RW. Ambil contoh saya. Kemarin, saya cuman mengeliling 2 RT saja, menurun dari tahun lalu yang sampai 4 RT. Itu saja saya lalu hampir 2 jam lho.

Faktor jarangnya saya berinteraksi di desa menjadi sebab utama. Jarang pulang, jadi pastinya jarang ketemu dengan tetangga-tetangga jauh. Kedua soal panas. Jam setengah 10 saja serasa sudah terik. Dan terakhir mungkin soal partner jalan. Teman seumuran saya sudah banyak yang sudah menikah. Kalau pun ada yang belum, rumahnya jauh dari rumah saya.

9 Aug 2012

Lagu Favorit #1

Okeh gaiiiss, sambil ngisi waktu buat nunggu teman buat nyari tempat cari makan sahur gratisan, juga tempat tidur gratisan dan juga tempat nongkrong di Masjid Al Akbar, gue mau posting tentang lagu-lagu yang menancam sangat dalam di memori otak saya selama hidup ini. Berikut adalah lagu-lagu yang menurut saya "sesuatu bangedh" deh. Tidak sependapat boleh, asal gak anarkis, haha..


#Lagu Melankolis#
1. Keluarga Cemara OST


2. Mungkin Nanti (Peterpan)


3. Berita Kepada Kawan (Ebiet G)



#Lagu Motivatif #

1. You're Not Alone -Saosin

8 Aug 2012

Semacam Dejavu



Wuiiihhh...Lama banget ndak update blog gaiiisss. Berasa semedi di gua hantu. Terlalu sibuk kah? Males nulis kah? Atau lagi galau? Lho? Hahaha.. Tidak ada jawaban yang mutlak benar. Bukankah kebenaran manusia itu relatif? *ngeles

Aselinya berooo, saya sudah nulis banyak sekali di blog ini, namun tak ada yang tuntas, hehe.. Juga nulis di buku mini saya, di Hape saya, di laptop, sampai kadang-kadang di atas kertas yang tidak bertuan. Dan tidak ada satu pun yang saya publikasikan dimana-mana, tak pula ada yang saya ajukan untuk konpres. *apa lagi ini?

Sudahlah, dari pada saya nglantur terus sampai gak tentu arah, intinya saya akan mulai posting lagi semua tentang isi kepala saya. Juga catatan langkah saya selama yang patut untuk diperbincangkan, setajam CAROOOK! *duduk di kursi merah

Nah, tentang Dejavu, kawan tahu semuanya kan? Kurang lebih arti dari Dejavu yang asal katanya diambil dari Bahasa Perancis, adalah suatu perasaan ketika seseorang mengalami sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya. Entah karena apa, namanya takdir memang tidak pernah kita tahu sampai kita sendiri yang mengalami lalu mengamati benang merah di antaranya. Termasuk soal Dejavu ini kawan. Saya runtut satu per satu eaaaa qaqaaa..

#dejavu 01
Dimulai pada awal Ramadhan. Saya lagi-lagi harus berada di Rumah Sakit. Di hari pertama puasa, saya pun kembali harus sholat tarawih di masjid Rumah Sakit. Tahun kemarin, saya pun mengalami hal yang sama. Saya pun juga harus menginap di RS di beberapa hari awal puasa. Bau obat, keheningan hiruk pikuk manusia, suasana dominasi warna putih, sampai suasana tidur di kursi tunggu pasien, kembali saya nikmati :)

#dejavu 02
Saya agak susah membuah satu kalimat/frase yang pas, pokoknya tentang "Mengejar Ceramahnya Pak Nuh di Masjid Manarul Ilmi". Saya mengalami hal ini tahun lalu juga. Saat itu, sehabis buka bersama dari Taman Baca, saya agak setengah ngebut menuju kampus ITS. Dan kembali, saya mengalami hal yang sama. Saya menyadari hal ini, ketika saya juga terlambat satu rakaat sholat Isya' di masjid ini. Sama persis!

#dejavu 03
Tengah bulan lebih. Kepala saya mendongak ke atas, menikmati langit desa. Bulan purnama sudah grupil atau cuil. Pertanda sudah separuh jalan Ramadhan telah berlalu. Sama-sama saya melewati hal ini di desa, saya agak terkaget ketika tahu bahwa tilawah saya juga sama, baru sampai juz 22! Dan kembali, ini sama persis dengan tahun lalu!