23 Jan 2013

Dear My Family


 
naega seol koseul ch'ajeul suga eobseul ttae
p'okp'ung sogeseo kireul ireobeoryeoseul ttae
eonjena pyeonaji anneun saranggwa
yonggireul chusheodeon

keudeurege kamsareul ponaeyo
ttaeron honjarago neuggyeoseul ttaega iseojyo
mani ureodeon chinannare nae moseupe
eolmana maeumi a'paseulggayo
himdeureoseulggayo

ijeseoya nan al keotman kat'ayo
nae insaengi kkeut'nal ttaeggaji
i sesangi kkeut'nal ttaeggaji
urin yeongweoni hamgge iseul keoyeyo
chageun maeum moa k'eun him twedeut
urin hanaran keoseul mitgo iseoyo
urihamgge haengbok mandeureoyo
memareun sesang soge

pij'i tweneun nalggaji saranghaeyo nawa kat'eun kkumeul kkugo inayo
cheongmal nawa kat'eun koseul parabogo inayo
keugeotmani sesangye meongdeun ap'eu meul

ch'iryohal su iseoyo
seoro aggyeo chul suman idamyeon
nae insaengi kkeut'nal ttaeggaji
i sesangi kkeut'nal ttaeggaji
urin yeongweoni hamgge iseul keoyeyo
uri ap'eseo
cheolmanghaebeorin saramdeuri idamyeon
tashi ireonal k'eun himi twae chweoyahae

nawa kat'eun kajoke songiri p'iryohal t'enigga
chageun maeum moa k'eun him twedeut
urin hanaran keoseul mitgo iseoyo

urihamgge haengbok mandeureoyo
memareun sesang soge
pij'i tweneun nalggaji saranghaeyo



Artinya: 

Candi, Gunung dan Air Terjun


Kembali ke pertanyaan kuno, mengapa kita harus menulis? Karena pembeda masyarakat sejarah dengan pra-sejarah ada TULISAN! Lewat sebuah tulisan di atas batu, manusia kini bisa tahu bagaimana hidup ribuan tahun lalu. Dalam sebuah prasasti, seorang bisa tahu peradaban asal mula negeri ini. Dan di zaman milenium ini, lewat sebuah buku, nama anda akan dikenang sepanjang hayat hidup hingga nama dikubang tanah.



Ia terdiam selama ratusan tahun lalu. Kakinya kokoh memangku peradaban kaumnya yang telah musnah.Tumpukan batu alamnya melahirkan kehidupan di sekitarnya. Dari ratusan tahun lalu, hingga kini. Inilah sejarah kerajaan Majapahit, cikal bakal negara Indonesia. 



Mengapa wilayah Indonesia pasca penjajahan bisa seluas itu? Bandingkan semua negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan luas wilayah sangat luas, bahkan terluas. Dasar penentuan batas wilayah Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Belanda. Dan wilayah itu adalah (diklaim para Sejarawan yang saya pun meragukan) adalah wilayah bekas Kerajaan Majapahit. Mungkin, candi di atas adalah satu bekas peninggalan "besar" yang tersisa hingga kini.


Namanya candi Tikus, bener nggak? Mengapa disebut Tikus? Saya tidak tahu ceritanya. Sebuah nostagia dari naskah buku IPS waktu SD. Seperti sebuah de javu, menghadirkan gambar dalam buku menjadi kenyataan. Mungkin akan sangat menarik jika pelajaran Sejarah bisa ditemui dalam kenyataan, bukan sekadar menghafalkan sejarah Kerajaan dari buku saja.



Dahulu kala, gunung ini hanyalah sebuah hamparan tanah datar saja. Hingga sembulan magma di dalam perut bumi menyeruak lapisan batuan di atasnya hingga menjadi sebuah gunung. Dari masa ke masa, gunung tumbuh berkembang layaknya manusia. Hingga suatu saat nanti ia akan mati menjadi hamparan tanah datar saja. Manusia juga.

Meluncur bebas dari atas 70 meter, setiap detik dari puluhan tahun lalu sampai entah kapan. Terus meluncurkan air yang berbeda setiap detik, dari silih pergantian manusia demi manusia yang menantinya di bawah. Mengalir terusa dan selalu, tanpa mempedulikan pergantian peradaban satu demi peradaban lainnya. Sampai kapan?
 



Alam menduduki bumi dalam sunyi. Manusia mengisi bumi dengan peradaban yang melahirkan kebudayaan, perubahan dan bencana. Lalu, dimanakah kita?

21 Jan 2013

Behind The Djoeang (1)

Perhatian Sebelum Membaca!
1. Awas, Bacaan 17+! Jjika anda belum cukup umur dipastikan anda akan mengantuk atau sakit perut.
2. Tokoh di dalam sini tidak fiktif, jika ada kesamaan nama dan kejadian, itu adalah kesengajaan mutlak!
3. Baca aturan pakai, jika sakit berlanjut, hubungi orang pintar terdekat :)


Inilah sebuah kisah atas di bawah atap pembuatan buku di atas, pastikan barang bawaan anda tidak tertukar. Selamat membaca dan tertawa :)

One upon a time, pasca kelahiran “25 Mahasiswa Inspriatif ITS”, selang tiga bulan kemudian dibentuklah tim buku baru. Saya tidak tahu pasti kapan tim ini bentuk, jadi kita tidak pernah merayakan hari jadian kita *apasih. Saat itu tim kita cuman dua orang: saya dan Pak Menteri HubHubYeah. 

Titah dari tetua kita menyarankan agar setiap angkata ITS Online bisa melahirkan 1 buku. Namun, entah kutukan darimana angkatan saya justru tinggal dua orang saja. Bahkan tak sampai sebulan setelah pembentukan tim, Pak Menteri lebih memilih PIL-nya di Himpunan daripada saya *cedih nich.

Tidak mau patah hati berlama-lama, saya pun meminang tujuh orang langsung untuk menemani kesendirian saya. Mereka yang tidak beruntung itu adalah Elita, Ukhti Aisya, Emak, Ngek, Erik, GooDad, dan Thong2. Hari pertama, mereka saya tembak satu-satu. Dan, Erik langsung menolak lamaran saya *cedih nich jilid 2.