27 Feb 2012

Keren, Sumpeh!

Jujur banget gue ini, lagu ini adalah lagu sosial paling keren deh. Dari liriknya, sampai penyanyinya yang super duper high quality deh. Kalau ini saya sedang jualan, maka saya menjual dengan harga tak hingga (lebay gak sih?). Intinya ini adalah sebuah lagu yang menggerakkan intuisi saya untuk ikut berdendang, memaksa nurani saya tergugah dan juga merinding. Sumpeh, keren!

judulnya: We Are World (for Haiti), yang dinyanyikan puluhan penyanyi kelas dunia. Cekidot gan!


24 Feb 2012

Karena Aku Goblok




Kamu bilang aku goblok, ya memang aku goblok
Kamu bilang aku pemalas, ya menang aku pemalas
Kamu bilang aku congok, ya memang aku congok

Karena aku goblok,
jangan salahkan aku jika tidak pernah pulang
Jangan salahkan aku jika rumah itu terasa sangat pengap
Jangan salahkan aku jika sudah tiga bulan kita tidak saling menyapa
Jangan salahkan aku jika aku menghindari panggilanmu
Jangan salahkan aku atas semua pilihan goblokku

Karena aku goblok
Aku melakukan semua hal goblok

17 Feb 2012

Kesurupan!



Hari ini saya benar-benar tidak habis pikir dengan logika Hukum Newton saya. Kok bisa-bisanya hal ini terjadi? Sepertinya keyakinan saya tentang hal-hal logis runtuh, atau malah terseok-seok di jalan karena kejadian ini.

Tiba-tiba dia berteriak, keras sekali. Dan, terjatuh di kursi pasiennya. Diam. Matanya berkelebat pelan, menoleh kanan-kiri. 

"Itu dia lagi kesurupan," ujar orang di depan saya, datar.

Apa? Kesurupan? Di tengah ruang praktek operasi gini? Kok bisa?

Jadi, posisi saya waktu itu ada di ruang Praktek FKG Unair. Ada dokter muda di samping saya, mungkin 5 meter, dia yang kesurupan. Tapi anehnya, kok tidak ada yang bereaksi? Padahal di ruangan ini ada puluhan orang.

"Udah, biarin aja. Itu uda biasa"

Apa? Biasa? Kok bisa?

"Kita yang di sini sudah sering melihat dia kayak gitu. Dibiarin aja, kalau diperhatikan, setannya malah nglamak"

Mengenang Pejuang ITS (2)



Ia hanya seorang dokter. Ia hanya seorang mantan rektor ITS.

Kisahnya, ia hanya seorang dokter umum biasa. Tapi, hampir seluruh penghuni ITS tahu namanya, siapa pun itu. Sosoknya begitu dekat, tapi juga sangat jauh. Hanya simbol tentang dirinya yang berdiri kokoh. Menjadi tempat rujukan utama bagi para Mahasiswa. Namanya, “dr Angka Nitisastro” terpahat dibawah patung dirinya. Terdiam, bersama dengan nama rekan-rekan seperjuangannya.

Ia hanya seorang dokter. Tapi, ia adalah pendiri ITS, kampus teknik yang dihuni oleah para calon insinyur. Ia hanya seorang dokter, yang juga Rektor ITS pertama. Ya, ia hanya seorang dokter dan mantan Rektor ITS. Titik.

Adakah hal lain selain dokter dan pendiri ITS?

Adakah hal lain selain Plaza dr Angka?

Adakah hal lain selain patungnya?

Sableng!



Bolehlah saya posting sebuah cerita, sebuah kisah tentang hari kemarin. Kenapa kemarin? Karena saya telat nulisnya, baru hari ini nih. Okelah saya akan bercerita dengan gaya saya yang norak, seperti biasanya.

Pertama, pas saya mau ke jurusan Geomatika bareng Aldrin. Saya kan dibonceng di belakang sepedanya dia tuh. Tiba-tiba ponsel saya berbunyi, ada yang telpon. Tuh, dia lagi. Teman gila saya lagi galau kayaknya.

"Assalamu'alaykum...hei say, posisi dimana nih?"

"Wa'alaykumussalam.. hei juga say, di jalan"

"Uda makan say"

"Belum nih say. Kamu uda ta say?"

Bla...Bla...Bla...

"Itu cowok apa cewek Mas?" tanya Aldrin

"Cowok"

Tiba-tiba mimik dia agak gimanaaaaa gitu, hahahaha...

14 Feb 2012

Kebodohan Saya

:: 37 Missed Calls dan 19 New Messages ::



Sepantasnya saya tidak mau mengatakan ini sebagai suatu kebodohan, lha memang ini bukan salah saya sepenuhnya. Pun bukan sepenuhnya bukan salah saya. Biarlah cerita ini mewakili semuanya, atas semua yang pernah saya dzalami dalam tempo kurang dari 24 jam. Hari itu, ahad (12/2). Ya, hari itu.

Saya awali dengan kalimat "Maaf, untuk semuanya". Pertama buat Mbak Ngeek dan Mbak Sospol PP yang "rela" menunggu di Bandara Juanda hingga jam setengah tiga dini hari tanpa konfirmasi jelas dari saya. Sepenuhnya, saya tidak bisa membayangkan berapa kilogram lotion anti-loemoet dan anti-njamoer yang mereka bawa untuk menjaga suasana tidak menjadi crispy. Tapi, tentu dengan hati nggrundel jaya!

Kedua untuk Pak Dhe Ghoni yang sudah tua. Maaf sekali, saya melalaikan tugas saya untuk mengkoordinasikan agenda Milad Taman Baca hari itu. Saya sama sekali tidak menyentuh kerja teknis, kecuali mempersiapkan sejak tiga hari yang lalu. Tapi alhamdulillah yah, Bang Ghoni memang parner mengajar yang luar biasa bagi saya. Dia pasti bisa meng-handle cepat-tepat untuk urusan darurat. Yah, untuk acara ini saya hanya bisa menyuruh-nyuruh pengajar lain untuk: membuat soal, membeli kertas-spidol, membuat rangkaian alat percobaan, mengobrak-obrak pengajar lain, membagi undangan dan (terpaksa) diam dalam kamar.

Ketiga, untuk Ibu Meniek yang sudah saya janjikan untuk berkunjung ke kediaman beliau lagi. Saya rencanakan jam 9 pagi untuk mengambil dokumentasi dan arsip bersejarah dari Bapak Soemadijo, Rektor ke-3 ITS. Ah, saya melewatkan kesempatan langka ini tanpa konfirmasi sama sekali. Maaf sekali Bu. Insya Allah, kita akan bertemu di lain kesempatan (padahal pasti Ibunya pasti sudah balik ke Jakarta lagi).

9 Feb 2012

Diam, Titik!


Saya terdiam. Memandangi layar laptop mini saya dengan mata berkaca-kaca. Ya, saya menangis. Karena menyaksikan layar biru di depanku. Buka fesbuk teman. Isinya, puluhan ucapan selamat tinggal. Ungkapan terima kasih dan kenangan atas dunia pemilik fesbuk. Tentang teman saya, yang meninggal karena sakit anemia. Dia seorang aktivis, motivator bagi temannya, dan melankolis ulung. Pendekar kehidupan yang bergelut dengan kelemahan dirinya. Dan kini, ia telah pergi. Selamanya.

Saya tersentak dengan dunia fesbukiyah itu. Layar biru yang mendominasi panggilan internet saya. Jika kita sudah tiada, beginilah isinya. Hanya ratapan pilu. Bisu.

Saya terenyuh. Diam, titik!



6-Feb-2012
Sampean sakit apa le?

6-Feb-2012
Sampean gpapa kan le?

.......................
.......................

(no reply)
(forever)