Inilah pertanyaan bodohku : Apalah arti pengorbanan bagi manusia? Untuk apa pula mengasihi sesama? Toh, tidak ada satupun pengorbanan yang ikhlas karena ingin melakukan esensi tindakan itu sendiri. Ibadah pun masih ada iming-iming surga. Sederhananya, menjaga kebaikan dalam kesendirian adalah buktinya. Sering aku pun berlaku sama. Menghendaki sesuatu dalam setiap tindakan. Berharap ada hal di masa depan yang bakal aku peroleh. Dunia. Juga akhirat.
Tapi aku bangga dengan mu, kawan. Kalian hebat! Sedikit berbicara, sarat tindakan. Kalian adalah inspirasi. Yang dengan sabar dan teliti meniti noktah demi noktah kebaikan. Walaupun orang di luar sana acuh tak acuh denganmu. Bahkan mungkin teman dekatmu sendiri pun tidak memberikan respek dengan kelakuanmu yang satu ini. Kalian justru cuek dengan mereka. Pertanyaan bodoh (lagi) : kok ada manusia model kalian?
Ini pula yang membuat aku sering bertanya, apa motif kalian? Semakin aku mencoba aku mencari alasan itu, semakin dalam pula aku terjerumus pada tindakan bodoh. Lama memikirkan, jauh pula keberadaan jawaban itu. Akhirnya aku pasrahkan jawaban itu ke udara. Membiarkannya abadi bersama kebaikan itu. Hingga akhirnya bisa bergema dalam keabadian hidup. Membiarkan kebijaksanaan yang berbicara.