“Bermain api, basah. Bermain api, terbakar”
Agaknya peribahasa ini tepat untuk menggambarkan kondisiku kini. Tepat setahun yang lalu, haluan hidupku pelan-pelan berbelok arah. Sebenarnya bukan mengubah prinsip hidup. Tapi dampaknya begitu nyata dan semakin terasa dari waktu ke waktu. Semua perubahan itu murni karena pilihanku, bukan karena paksaan. Namun nyatanya pilihanku itu terpengaruh sindrom pertemanan. Ya, teman telah menyakinkanku untuk berbelok arah.
Aku sekarang menjadi juru damai. Lebih tepatnya pecinta damai. Menghindari konflik. Mencari zona aman. Cenderung apatis. Hanya memikirkan kenyamanan pribadi. Itu riil terjadi. Bukan mekanisme yang dibuat-buat atau arahan skenario dari sutradara. Hidup itu menjadi milikku, bukan milik orang lain. Walaupun sebenarnya senantiasa ada ketidaknyamanan dengan pilihan ini. Hatiku berontak. Putus asa. Frustasi dengan diriku sendiri.
Ini bukan aku!