5 Jul 2011

Memburu Peluang (Emas)


"Rasanya, empat tahun kuliah di ITS itu selalu dipermudah"

Ujar seorang sobat karib saya sambil terus mengunyah makanan. Hari itu, dia juga baru saja selesai sidang Tugas Akhir (TA) dan besoknya akan dilanjutkan sidang kedua. Dia pun melanjutkan kisahnya.

"Kuliah tidak membayar, bahkan sempet dibayari"

Enak sekali ya? Sejak awal masuk kampus Perdjoeangan ini, dia dibebaskan dari biaya akademik hingga detik ini. Untuk tempat kos, tahun pertama dia tinggal di Ma'had Ukhuwah Islamiyah yang hanya membayar 50 ribu per bulan. Selanjutnya, dia masuk asrama Pesantren Mahasiswa SDM IPTEK, dibayari pula. Tahun ketiga, dia masuk jajaran Pengurus Harian JMMI ITS, tinggal di sekretariat putra setahun penuh, gratis. Ditengah-tengah itu, dia juga menerima beasiswa lainnya. Saat ini, dia ngekos bersama teman-teman seperjuangannya. Enak ya?

"Ya, hanya perlu keberanian mengambil kesempatan," ujarku (sok) bijak.

Bayangkan, kedua orang tuanya adalah buruh pabrik yang pendapatannya pas-pasan -kalau tidak mau dibilang kurang. Dari desa yang dikepung perusahaan besar, hampir sama dengan cerita yang saya alami. Hanya saja, dia kalem, begitu kiranya kesan pertamaku saat perkenalan liqo' tiga tahun silam. Dan tentunya jauh lebih pinter daripada aku, IPK terakhir yang berhasil saya intip 3,7..(sekian).

Berani mengambil resiko. Bukankah gagal adalah sukses yang tertunda?

Hari ini, saya juga diliputi keberuntungan. Setelah dua hari thowaf keliling Surabaya mencari modem, akhirnya saya dapatkan stok terakhir dari modem yang saya incar di WTC. Stok terakhir! 4-5 orang setelah saya pun harus gigit jari karena barang yang mereka incar ada di tanganku sekarang. Jika mau memilih, saya punya peluang untuk segera pulang selepas dari THR dengan tangan hampa. Apalagi 3 hari sebelumnya saya juga sempat ke WTC, dan nihil. Peluang saya ambil, keberuntungan berpijak padaku hari ini.

Urusan luck, saya juga pernah berburu tiket Kereta Api seperti memburu benda antik, langka! Niat hati bisa nyampai ke Jakarta esok pagi dengan KA sore hari, eh tiketnya habis sama sekali. Setelah perdebatan panjang kali lebar (ini kan luas persegi panjang?), dipilihlah untuk naik KA Eksekutif. Jam delapan malam KA berangkat, jam setengah tujuh saya sampai stasiun. Dan waktu pesan tiket, tiket kedua yang terakhir! Bayangkan jika saya tidak mendapatkan tiket kramat itu!!

Yang paling gila, dan yang paling konyol. Adalah saat saya mengejar-ngejar kereta yang sudah mau tancap gas, sementara saya masih di parkiran stasiun. Mirip adengan film Janji Joni waktu mengantarkan roll film, saya pun berlari kencang seperti maling menghidari kejaran polisi. Sampai di Peron, kereta sudah berangkat! Bayangan saya, wassalamu'alaikum...

Tapi saya nekad, kereta yang melaju, saya kejar. Kaki saya pun beradu dengan kecepatan kereta. Sambil menyaksikan para pengantar lainnya, saya langsung teringat adegan film Kuch Kuch Hota Hai, saat Sakh Rukh Khan melepaskan kepergian Angelina Jolie di atas kereta. (Kayaknya ada yang salah, apa Angelina Jolie bisa njoged Chaya Chaya??). Dan....ewittssshhhttt....Berhasil! Saya berhasil naik ke kereta, tanpa tiket dan tanpa tahu di gerbong mana saya tempat duduk saya, EDAN!

Tapi toh akhirnya saya bisa nyampe Jakarta dengan selamat walaupun beberapa kali ditertawakan teman saya.

Itu hanya sebagian kisah kecil. Mungkin yang agak horor adalah saat bermain nyawa, terutama saat di jalan raya. Bekali-kali mau nabrak orang, mau ditabrak orang, kecelakaan, sampai nubruk orang beneran, dicium truk, dibelai duo kendaraan trailer, sampai menyaksikan live orang meninggal di depan mata karena kehabisan darah sehabis kecelakaan fatal. 

Juga tentang teman yang curhat tentang masa depan, yang diliputi kebimbangan akut. Hingga menjadikan dia sebagai mahasiswa 94l@u akut.

Akhirnya kembali kepada diri kita sendiri, mau pilih mana? Karena hidup adalah pilihan dan setiap pilihan pasti mengandung resiko dan impact.

2 comments:

tyzha said...

sik.iki intine km ngomong apa to hud? maap otak eyke dangkal, susah mencerna sastra kelas tinggi hehe

hudahoe said...

Haha...
aku dewe nulise rodo error bos...
Itu maksude, mau crita banyak. Cuman antara otak dan tangan tidak bisa seimbang, ya jadinya begini...
Hehehe

Silahkan dimaknai sndiri

Post a Comment