25 Jun 2011

Ironi Hidup, Sebuah Pembelajaran



Aku khawatir terhadap suatu masa yang roda kehidupannya dapat menggilas keimanan. Keimanan hanya tinggal pemikiran, yang tidak berbekas dalam perbuatan. Banyak orang baik tapi tidak berakal, ada orang berakal tapi tidak beriman. Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyu namun sibuk dalam kesendirian. Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis. Ada ahli maksiat tapi rendah hati bagaikan sufi. Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat dan ada yang banyak menangis karena kufur nikmat. 

Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut. Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberikan teladan dan ada pelacur yang tampil jadi figur. Ada orang punya ilmu tapi tidak faham, ada yang faham tapi tidak menjalankannya. Ada yang pintar tapi membodohi, ada yang bodoh tapi tak tahu diri. Ada orang beragama tapi tak berakhlak dan ada orang berakhlak tapi tidak bertuhan. Lalu diantara itu semua, dimana kita berada? 

- Imam Ali bin Abi Tholib -

3 comments:

Lisāna said...

sungguh benar.

Mayastatia said...

Saya berada di ketidakpastian hati. Yang sering kali bisa berubah di saat yang tidak pernah kita duga.

"Ya Allah tetapkahlah hati ini untuk sennatiasa kepada-Mu. Tidaklupa untuk bersyukur dan bersujud pada-Mu"

Semoga kita selalu diberikan petunjuk oleh-NYA. Aamiin...

hudahoe said...

@icha

yap, sebuah peringatan seluruh umat islam!

@mbak tyas

menetapkan hati kepada Yang Maha Membolak-balikkan Hati :-)
Monggo mampir blog sy yang isinya cuman curhatan g penting ini.

Post a Comment