Menyusuri Lorong
Dunia jilid II adalah buku yang saya lahap dalam sepekan selama lebaran kemarin.
Judulnya sangat membosankan ya? hehe. Buku karangan Sigit Susanto ini “hanya” sebuah catatan perjalanan dari kacamata
penulis, semacam diari yang bertemakan wisata ke beberapa Negara. Pun begitu
dengan tulisannya, mirip sekali dengan diari.
Namun, buku ini
kaya sekali dengan detail. Banyak sekali penjabaran dari setiap tempat yang
Sigit kunjungi. Pun juga dengan ulasan tentang sastra, bagian yang sangat dia
gemari. Bisa jadi, dari 6 Negara yang diulas di sini, lebih dari seperempatnya
berbicara tentang sastra.
Bagian lain yang
saya sukai adalah penuturannya tentang sejarah, ideologi dan sejarah beberapa founding father berbagai Negara Komunis.
Bagi saya sejarah dan ideologi komunis itu sesuatu banged. Kenapa? Karena Indonesia sendiri “hampir” ingin berideologi
komunis. Bayangkan Negara kita tanpa agama, dengan sistem pemerintahan sosialis
seperti Korut, Kuba atau RRC. Yah, walaupun RRC juga beranjak kapitalis.
Negara yang
Sigit kunjungi meliputi Portugal, Swiss, Irlandia, Hongaria, Vietnam, China dan
Maroko. Di Irlandia dan Swiss, dia berulas tentang Novel Ulysses karya James
Joyce yang mendunia itu. Ia menemukan euphoria masa lalu Negara Hongaria
dibawah kekuasaan Uni Soviet walaupun saat ini sudah merdeka sendiri. Sejarah Negara
Vietnam mungkin yang paling saya sukai, termasuk pemaparan tentang Paman Ho Chi
Minh yang menjadi cikal bakal nama Ibu kota Vietnam.
Di China, ia
membidik dua wajah China: modernitas versus ketimpangan sosial warganya. Portugal
lebih dipaparkan cerita tentang sejarah kemaritiman dan sastranya. Ingat Vasco
Da Gamma? Ingat pelajaran IPS zaman SD, diulas tuntas, sangat detail di sini.
Oh ya, Sigit
Susanto ini orang aseli Jawa yang menikah dengan perempuan Swiss dan sampai
sekarang tinggal di Swiss. Walaupun beragama Islam, tapi dia mengatakan dirinya
sebagai orang yang “mbeling”, sesuai alamat emailnya. Dan seperti kisahnya,
ketika mengunjungi Negara Maroko yang mayoritas Islam, dia pun tidak pula
menyembunyikan mbelingnya. Seperti dengan tidak berpuasa, sholat, namun sering
menggunakan kata salam “Assalamu’alaikum” saja sebagai penunjuk keislamannya.
Oh ya, ada kata
pengantar yang sangat saya suka isinya. “Kekuatan menulis seorang penulis
pemula diukur dari kemampuan menulis 10.000 kata pertama”. Juga termasuk
kemampuan membaca tulisan, angka 10.000 memang patokan. Jika kuat, bakal
lanjut. Jika tidak, bakal stop dengan melihat tebal halamannya. Termasuk soal
ulasan negeri China yang ditulis mencapai 27.000 kata!
Saya kutipkan
beberapa hal yang menurut saya paling nendang!
#1
Novel Ulysses
karya James Joyce merupakan novel fenomenal yang membuat saya berpikir tidak
logis. Mengapa? Karena, walaupun novel ini ditulis tahun 1940, penggemarnya
mengabadikan karya itu dengan hal-hal yang tidak wajar (menurut saya). Misalkan
dengan merayakan Hari Bloomsday, hari ketika kedua tokoh utama novel itu,
Leopold dan Molly Bloom bertemu pertama kali tanggal 16 Juni. Bagi orang yang
tidak maniak dengan sastra, hal ini sangat berlebihan!
Tapi ada yang
lebih gila lagi. Novel ini ditulis dengan settingan kota Dublin, Ibu Kota
Irlandia. Nah, untuk mengenang kisah perjalanan tokoh utamanya, para
penggemarnya membuat semacam “napak tilas” ke semua tempat yang dituliskan
dalam novel. Kurang kerjaan banget kan? Haha
Terakhir yang
paling gila adalah Novel Ulysses yang hampir seribu halaman itu dibaca setiap
minggu sekali. Setiap kali membaca, dibaca beberapa halaman saja, kemudian
dihayati dan dilakukan secara bersamaan (jamaah). Dan aksi ini dilakukan sampai
novel ini selesai. Total dibutuhkan waktu tiga tahun untuk mengakhiri satu
novel itu. Dan kalau sudah selesai, kegiatan ini diulang lagi? Apa gak edan?
Ada info menarik
juga tentang novel ini. Ada satu beberapa halaman di buku itu yang ditulis
tanpa tanda baca. Bahkan yang terpanjang ada 40 halaman beruntun ditulis tanpa
tanda baca!
#2
Mengapa dahulu Negara
kita disebut sebagai HindiaTimur? Saya temukan jawabannya di buku ini. Saat
para pelaut Eropa mencari India yang konon kaya rempah, banyak dari mereka yang
nyasar. Ada yang mendarat di Bornro (Kalimantan), Malaka, Ternate, sampai ada
yang di Jawa. Ternyata daerah yang mereka kira sebagai India adalah salah.
Akhirnya dinamakan Hindia (dari) Timur. Mungkin ini juga mengapa nama “Indonesia”
dipakai menjadi nama Negara kita.
#3
Casablanca, nama
yang sangat popular ini ternyata berasal dari Maroko (bukan dari Eropa euiy).
Ini adalah nama sebuah kota yang artian harfiahnya “Rumah Putih” karena banyak
orang yang menggunakan rumah bercat putih. Nama yang agak kebaratan memang
diberikan oleh Perancis ketika menjajah negeri ini.
Casablanca
menjadi sangat penting karena zaman dahulu di sini adalah sarang para bajak
laut dan juga merupakan kota yang strategis karena berhadapan langsung dengan
samudra Atlantik. Dan akhirnya, nama ini
lebih familiar sebagai nama parfum, terowongan di Jakarta, judul film horror, sampai
jambulnya Syahrini yang dinamakan jambul terowongan Casablanca gorong-gorong
Sudirman *eaaa*.
#4
Ternyata nih
gak, dulu RRC itu pernah bernama “Republik China” dari tahun
1911-1949, sebelum akhirnya Mao Zedong dari Partai Komunis berhasil
menyingkirkan Partai Nasionalis (Kuomintang)
yang dipimpin Chiang Kai-shek. Chiang akhirnya mengungsi ke
Taiwan dan mendirikan Negara di sana.
Di China walaupun Komunis, ada 40.000 masjid! Bahkan penduduk muslim di
sana mencapai 22 juta, hampir sama dengan jumlah muslim se-negara Malaysia!
#5
Ternyata, nama
Ho Chi Minh itu adalah nama China dari Nguyen That Thanh yang merupakan tokoh perjuangan Negara Vietnam.
Beliau lebih suka dipanggil Paman Ho, bukan Pak Ho karena selama hidupnya dia
tidak pernah menikah. Apakah Paman Sam juga tidak pernah menikah ya?
Saya berpikir
bahwa Paman Ho ini sama dengan Bung Karno, seorang revolusioner. Bedanya, Paman
Ho ini suka sastra. Beliau sering menuliskan puisi dan syair mengenai
pergolakan batinnya. Bahkan untuk menyemangati rakyatnya yang berjuang mengusir
Amerika, dia membuat puisi ini.
The gold star-red flags in the wind
Trumpets for the resistance sound
everywhere
The entire people wage the complete war
of resistance
With a firm will and in unison
March foward, soldier and civilians
We are now strong on force and great in
number
Out long resistance will be victorious
Our national reunification will be
complete
Dilanda
peperangan berkepanjangan, 3,5 juta rakyat
Vietnam meninggal sementara dari pihak Amerika “hanya” 58.000 saja. Namun,
sifat militansi dan optimisme rakyat Vietnam inilah yang menjadikan dirinya
sebagai salah satu Negara yang berhasil mengusir Amerika dengan tangannya
mereka sendiri. Bahkan untuk “menutupi” kekalahannya di Vietnam, Amerika
sengaja membuat sekuel Rambo, yang digambarkan sangat keren itu. (end)
1 comment:
Mengabarkan ulasan Anda ikut dilansirkan ke: http://blog.insist.or.id/insistpress/archives/2079.
Salam dari INSISTPress
Post a Comment