17 Mar 2009

Seribu satu kisah dalam IBF 2k9 (part2)


Dua hari, berjuta harapan


Dan layar pun harus dipasang ditambah kayuh seadanya mencoba kita ayunkan ke deburan ombak ditengah lautan kenyataan. Berjuta harapan kita sematkan pada dahi dan sanubari kita dengan rasa optimisme tinggi. Tak lupa berdo'a semoga hari ini adalah hari hari terbaik untuk mengail ikan di ladang lautan yang sepertinya belum pernah dijamah orang sama sekali.


Itulah sedikit gambaran bagaimana kita menghadapi hari perdana, saat acara Pekan Mekanika mulai dibuka. Ada beerragam perasaan penasaran dan pertanyaan , apakah akan banyak pengunjung nantinya, bagaimana cara kita melayani pengunjung, bagaimana jika ini, jika itu.... semua menggantung menjadi sebuah pertanyaan yang harus kita jawab tanpa harus mencari literaturnya.

Detik itupun berlalu, Pekan Mekanika telah dimulai dengan Gempita pembukaan dengan pancaran harapan dari panitia yang luar biasa heboh. Dan apa yang terjadi dengan kita ? Energipun sayup sayup harus berkurang seiring dengan melajunya dentingan waktu. Merambat trus menuju kurva bergradien minus, menuju kelelahan fisik yang tidak bisa kita hindari. Yups, semua panitia mengalami kelelahan fisik di hari perdana.

Bak pahlawan bertopengnya Sin Chan, srikandi-srikandi Ash Shaff pun dikerahkan sembari menunggu proses recovery para Arjuna. Dan apa yang selanjutnya terjadi ? Alahasil yang saya dengar kabarnya dari negeri seberang (karena saya sendiri tidak berada di venue acara) : SEPIIII. Duh, acara segede ini, yang dicreate dengan ratusan panitia, berjuta gagasan, beribu-ribu waktu telah direlakan untuk persiapan ternyata minim perhatian dari orang luar. Entah karena kurang publikasi, kelalaian panitia, atau entah karena apapun yang jelas hal ini sangat tidak kita harapkan.

Saat saya balik ke Balai Pemuda, penulis sempat melihat sebuah SMA di Surabaya yang juga menyelenggarakan perlombaan tingkat SMP se-Jawa Timur dan tahu apa yang membuat penulis mengelengkan kepala?!! sponsornya adalah Global TV, wow!. Padahal secara kualitas pasti PM lebih lebih unggul dari acara tersebut. Terakhir yang penulis lihat adalah, ada acara SE(study Excursy)nya anak ITS yang disponsori oleh Trans-7, gila (pikir penulis).

Kembali ke Laptop?! Saat saya kemabali ke alam saya. HUhm ternyata gayung yang kita sambut tidak seindah harapan, menggantung bak layang-layang. Kondisi tidak separah yang saya bayangkan sebelumnya, hanya ada satu dua orang yang mampir, Satu hal yang unik adalah, saat saya ada ditempat yang jauh dari stan, seakan-akan banyak pengunjung yang ribut milih buku. Lha kok !? Para paitia yang pusing thowaf ratusan (mungkin seraya berdo'a biar laku), tapi stelah saya perhatikan lebih lanjut kok kamuflasenya sangat bagus sekali ya? Satu trik yang bisa saya simpulkan adalah ketika banyak panitia akan semakin membuat tertarik orang lain dan berpikir "kok rame banget di situm emang ada apa'an ?" Dasar akal bulus.

Saking garingnya saat itu, mungkin jika ada ayam terkrispy sedunia akan kalah crispy jika dibandingkan dengan keadaan kita. Ada yang muter-muter bak hantu nggak tahu jalan pulang gara-gara semalaman nggak tidur, ada yang hobi bacanya langsung meledak-ledak saat itu juga karena tidak ada aktifitas yang bisa dilalkukannya. Sampai-sampai bisa menamatkan edisi majalah hingga hafal isinya, karena sering dibolak-balik. Dan yang punya pelumas bibir berlebih saat senggang adalah saat paling tepat untuk melatih kejeliannya untuk diajak silat sana sini, hingga topik yang sangat amat tidak penting sekali dibahas mendetail setajam SILET !! Mungkin saking nganggurnya kali.

Dan yang paling berkesan adalah sebuah space kosong di tengah-tegah meja yang tidak seharusnya menjadi base camp. Kalau dilihat dari luar, wow rapi sekali. Tapi begitu mendekat dan melihat fenomena penampakan ditengah hamparan buku, ngkkk.. Ini stand buku, it's OK. Tapi juga sekligus tempat pengungsian para koraban bencana alam yang kehabisan tenda, Hingga saya pu berpikir, ini tempat dilihat dari sisi manapun sangat memurunkan nilai estetika sekali. Jika di Spanduknya tertulis "Diskusi ringan" gimana pembeli berminat dikusi jika penjualnya tepar bak jemuran ikan, dan kalaupun dipaksain ngobrol, saya pribadipun nggak tega.

Namun saya juga salut kepada teman-teman yang tetap bisa istiqomah menjadi pedagang sejati, dengan senyuman lebar dan sekali-kali menyapa para pengunjung saat yang lain hampir tidak tahu apa yang harus dilakukannya lagi. I'm proud with you,jazakumullah khoiron katsir.

to be continued.. (hal terunik dan gila di IBF ?)

NB : jika dulu tulisan dibuat dengan seperti tulisannya mayat hidup, maka yang ini penulis dalam keadaan sadar sesadar-sadarnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Mohon maaf yang sebesar-besarnya bagi yang tersinggung,

No comments:

Post a Comment