8 Mar 2009

Pesona Balai Pemuda Surabaya



Sebenarnya saya bukan orang yang suka usil mengenai asal usul maupun sejarah suatu tempat. Selama 4 tahun lebih di Surabaya pun saya tidak pernah mengunjungi trempat-rempat bersejarah yang ada hubungannya dengan sejarah terbentuknya Surabaya, terhitung hanya sekali ke tugu pahlawan itupun karena terpaksa ada tugas sekolah membuat laporan analisa humas di pemerintahan provinsi yang kebetulan kantornya dekat dengan tugu pahlawan, selebihnya tidak ada sama sekali. Terhitung ada Monumen kapal selam, jembatan perak, grahadi surabaya, jembatan merah, kembang jepun, pasar genteng, dan seabreg tempat bersejarah yang berlokasi di Surabaya pusat.
Bertepatan dengan agenda terbesar di jurusanku, Teknik Mesin ITS yang dihelat di gedung Balai Pemuda Surabaya Surabaya mau tidak mau saya punya niatan iseng untuk mengisengin tempatnya. Acara bernama Pekan Mekanika 2009, sebuah even tahunan yang menggabungkan semua elemen yang ada di Teknik Mesin menjadi sebuah kegiatan akbar bertajuk Energi Innovation expo. Aku tidak akan membahas lebih detail mengenai Pekan Mekanika ini namun lebih pada tempat dihelatnya kegiatan ini.

Balai pemuda terletak di jalan Yos Sudarso setengah jalan Gubernur Suryo, tepat di dekat perempatan setelah Mall Delta Surabaya. Merunut sedikit informasi yang aku dapat di dalam “prasasti” mengatakan bahwa di tempat ini dulunya adalah sebuah tempat kongkow kongkow para meneer (julukan untuk orang Belanda zaman dahulu). Ada kalimat unik di bukti tertulis yang memang sengaja dibuat oleh PemKot tersebut, kalimat tersebut menyatakan bahwa orang-orang pribumi dan para anjing dilarang masuk. Begitu rendahnya orang-orang penjajah memposisikan rakyat Indonesia dahulu kala yang mungkin oleh sebagian dari kita hanya sekedar mendengar cerita saja pasti banyak yang belum tahu atau mungkin malah senyum-senyum (manusia=anjing=manusia anjing). Tempat yang dulu adalah surga bagi para penjajah zaman itu. Pasca Indonesia merdeka, tempat tersebut menjadi markas para pejuang Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari cakar orang-orang Belanda yang terus berusaha meongrong semua sendi-sendi pemerintahan saat itu. Itu yang saya tangkap dari keterangan prasasti yang saya baca serta cerita dari teman asli surabaya yang dulu pernah menelusuri sejarah tempat ini.
Jika kita melangkah ke belakang Balai Pemuda, ada gedung SMAN 6 Surabaya, Gedung Grahadi, SMA Trimurti, SDN Kaliasin. Serta patung yang sampai saat ini tidak saya ketahui patung siapa itu, aneh ?
Melangkah terus kedepan ada gedung Pemkot dengan aksen khas serta jargon kota Surabaya nya ”Saprkling Surabaya” tampak mencolok kala malam tiba. Di sampingnya ada Gedung DPRD Surabaya yang bersebalahan dengan Balai Pemuda pas di kanannya, hanya saja bangunanya sudah tidak terlihat antiknya karena sudah mengalami pemugaran total. Tak luput juga, bangunan khas perempatan di pusat kota Surabaya dengan aksen ”sangat tua” yang sangat khas. Aneh sekali, walaupun keadaannya (menurutku) sudah seburuk itu masih dipertahankan sampai saat ini. Yang pasti ada hal penting yang membuat pemkot tidak merelakan lahan itu jatuh di tangan swasta.
Next ikon Balai pemuda...

No comments:

Post a Comment