7 Mar 2012

Apresiasi dan Beban (lagi)






Dalam perjalan ke Surabaya, HaPe berdenting. Ada SMS masuk, dari nomor tak dikenal.

"Mas, buku 'Permata dalam Lumpur' menginspirasi saya sebagai pembaca. Ingin rasanya melihat langsung Taman Baca yang ada di sana. Salam kenal Fadly"

Fadly, dari Tasikmalaya

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sehari sebelumnya.

"Maaf, salam kenal. Saya habis membaca buku "Permata dalam Lumpur" dan dicantumkan nomer ini. Salam kenal, Fatimah"

"Dari mana Mbak?"

"Makassar"


-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tiga minggu sebelumnya.

"Saya sudah membaca buku "Permata dalam Lumpur". Apakah Anda setuju dengan adanya lokalisasi?"

Saya cukup terkejut. Maklum, saya berada di tengah jalan. Teman saya yang saya minta untuk membacakan isi SMS itu. Dan sedikit basa-basi memutar-mutar jawaban itu.

"Mbak Davy darimana?"

"Saya dari Ambon. Ingin main ke Surabaya, tapi entah kapan terwujud"

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Dan kalau tidak salah masih ada tiga SMS lagi yang tidak saya backup, satu dari Bengkulu yang dua lupa dari mana. Itu gara-gara Hape saya yang sekarat tidak bisa dicharge. 

Terima kasih untuk semua yang sudi membaca buku saya. Entah dari mana pun anda membacanya, semoga bisa mendatangkan kemanfaatan dan inspirasi (kalau inspirasi bisa diminta). Walaupun membuat buku itu sangat berat beban moralnya. Sungguh, sangat berat!

No comments:

Post a Comment