21 Mar 2012

Sudah Nikah juga kan, Pak?



Awalnya SMS biasa. Dia, salah seorang pembaca buku "Permata dalam Lumpur" menanyakan beberapa hal tetang buku tersebut. Dari urusan kepenulisan, motivasi menulis, latar belakang pendidikan dan keinginannya untuk menulis buku namun terbentur penyakit "susahnya memulai".

Sepenuhnya, saya tidak bisa menggurui. Lha, saya sendiri masih galau dengan kepenulisan, hehe.. Ya sudah lah, saya hanya berdiskusi, bukan memberikan solusi. Oh ya, nama dia Nur Fitriani dari Makassar, mahasiswi semester 8 di Universitas Muhammadiyah Makassar (apakah disingkat UMM, sepeti UM Malang?).

"Kenapa sangat jarang penulis yang berasal dari Makassar, kotaku? Mengapa lebih banyak penulis dari Sumatra?"

"Mungkin karena semangat literasi bahasa dan sastra Indonesia berkiblat pada sastra melayu, yang identik dengan Sumatra. Seperti di Surabaya, rata-rata penulisnya juga bukan orang asli Surabaya. Juga karena di kota ini lebih dominan budaya oral"

dan obrolan semakin berkembang kemana-mana. Dia pun menyebutkan kota Makassar sebagai Kota Daeng. Artinya apa ya sodara-sodara?

"Bapak kelahiran (tahun) berapa?"

Saya jawab, dan ternyata dia lebih tua dari pada saya. Nah, kenapa saya dipanggil Bapak? Apa salah saya hingga saya harus menderita dengan panggilan itu? Apa salah wajah saya? Haha...#allay

"Apakah saya harus tetap memanggil anda dengan sebutan Bapak?"

"Dipanggil Mas saja ya, biar kelihatan tidak terlalu tua, haha"

"Uda nikah juga kan, Pak?"


"Hah? Nggak salah pertanyaannya?" batinku.

Saya balas dengan balasan yang tidak akan saya publikasikan di sini. Saya tanyain deh beberapa teman-teman saya, dengan kisah di atas. Tidak ada satu pun yang merespon dengan jawaban yang baik. Aneh-aneh semua.

"Dijawab saja, sudah punya 10 anak"

"Mungkin fotomu di buku kayak bapak-bapak"

"Lho pean sudah punya banyak istri kan? (disebutin beberapa nama teman laki-laki saya)"

"Wah, bahaya kalau belum menikah tapi sering keluyuran ke Dolly"

Sekarang saya tanya pada diri sendiri, dan saya jawab saja.

"Saya sudah punya 10 anak, 21 cucu dan 45 cicit"

dan jadilah peternakan. #superkidding

2 comments:

Eka S said...

Udah punya banyak cicit ya hahahaha

hudahoe said...

itu kan cicit kita...
oma sudah amnesia...eh uda pikun ya? hahaha...

Post a Comment