4 Dec 2010

UKM Gratisan Berbagi Cerita (part 1)



Datang hanya bermodalkan kartu pers, hari itu aku melangkah dengan semangat dan (sok) PeDe. Tidak satu pun ada anak yang ku kenal saat bersama rombongan yang akan membawa kita ke Situbondo nanti. Pokoke melu jalan-jalan gratis, pikiran asli tampang mahasiswa.

Pertama berkenalan dengan pemandunya, terus dijelaskan rombongan mana saja yang bakal berangkat bersama kita. Banyak juga, selain dari UK OR air ITS juga ada mahasiswa dari beragam jurusan di ITS, mahasiswa asing, LSM lingkungan di Surabaya, beberapa karyawan ITS dan tentu saja panitia acaranya. Lumayan banyak ditambah dengan barang bawaan yang banyak pula. Oh ya, UK OR Air ITS membawa seluruh peralatan selamnya.

Bersama dengan kesendirian, saya pedekate ke beberapa peserta. Mencoba untuk menyapa dengan senyuman. Korban pertama saya adalah Mas Foursan. Saya kira mahasiswa biasa. Eh ternyata mahasiswa dari Thailand coooiiiii. Tapi kok bisa saya ajak kenalan dalam bahasa Indonesia? Dengan bahasa Indonesia pula dia menjawab bahwa sudah 2 tahun di ITS, jadi sudah bisa cas cis cus dengan bahasa kita ini.

Lanjut dengan pria berkulit gelap dari sampingnya. Yang ini jelas bukan dari Indonesia. Dengan gayanya yang sangat amat cheerfull dia mengatakan kalau berasal dari  Oslo, Afrika Selatan. Namanya? Nah itu dia, otak saya ini cuman Pentium 2,35 jadi hobi lupa kalau mengingat nama orang. Apalagi pronounsation orang ini agak asing bagi saya, khas negeri Afrika mungkin. Oh ya, mereka berdua mahasiswa S2 Teknik Informatika ITS.

Selanjutnya saya berkenalan dengan orang di sebelahnya. Wajahnya melayu banget. Tapi bukan Indonesia. Nah ini dia yang parasanya mirip orang Thailand beneran. Kalau mas Fourzan lebih mirip Tiongkok walaupun dia mengaku muslim. Lha kalau temannya ini namanya Sofian Benyeked, itu ejaan yang dia tulis di HPku. Karena baru dua pekan di Indonesia, bahasa Indonesianya masih sering awut-awutan. Lebih sering ngomong English. Malah kalau sama mas Foursan seringnya ngomong bahasa Thai, jadi saya hanya bisa melongo sambil geleng-geleng kaki, haha.

Tiga mahasiswa asing ini akan bersama kita selama dua hari di Situbondo nanti. Lha saya kebagian bersama rombongan mahasiswa ITS non UK OR Air. Sampai bis berangkat saya hanya sempat mengenal Mas Bahtiar dari Biologi ITS. Sisanya tidak ada yang saya kenal selama perjalanan 6 jam menuju Pasir Putih. Di salam bis saya hanya mengobrol dengan teman sebelah yang berasal dari Bontang, Kalimantan Timur. Namanya siapa? Saya juga lupa lagi (na’udzubillah mindzalik). Dia mahasiswa baru 2010 jurusan D3 Teknik Mesin ITS. Cita-citanya ingin masuk S1 Teknik Mesin ITS, jadi terharu saya. Kalau tidak ada halangan tahun depan dia kan mencoba SNMPTN guna mewujudkan impiannya ini. Bersama teman saya yang masih sangat muda dengan semangat mudanya ini pula, kita bercerita panjang tentang Mobil Sapu Angin, Otomotif, Mekanika, Pengalaman hidup sampai urusan perempuan J.

Di sebelahnya lagi ada teman lagi yang saya lupa namanya juga. Dia ketua rombongan UK Air ITS. Sangat sigap kalau ada apa-apa dengan bis atau peserta. Termasuk saat bis baru keluar dari kampus, dia pula yang turut membuka portal kampus agar bisa dilalui sama bis ini. Tipe Kholeris sejati, begitu kesimpulan saya selama ngobrol bertiga dengan dia. Lebih lanjut, kita terbawa alam mimpi saat perjalanan panjang ini.

Selama perjalanan, ada beberapa hal yang saya ingat. Ada desa yang bernama Ending. Lucu juga, kalau dalam bahasa Inggris kan artinya berakhir. Apakah desa ini akan segera berakhir? Kedua, saya bisa nemui beberapa perusaan pembangkit energy listrik. Ada Indonesaian Power (IP) di Pasuruan dan Paiton di Probolinggo. Sebagai orang mekanika, saya sangat antusias menyaksikan betapa besaranya aplikasi ilmu engineering yang saya tempa di dunia kampus. Kelak, mungkin di sinilah tempat seharusnya saya berada. Bukan menjadi juru tulis dan juru kamera seperti saat ini L.

Empat jam berselang atau sekitar jam 13.30 kita berhenti untuk makan siang di pantai Bentar. Mirip nama candi di Bali. Namun teman-teman sering melesetkan menjadi “Intirahat bentar di pantai bentar”, hehe. Nah karena selama perjalanan metabolism cairan dalam kandung kemih berjalan optimal, kita pontang panting mencari toilet. Karena tidak diperbolehkan masuk arena pantai. Akhirnya kita nyari di sekitar kawasan wisata tersebut. Nah, Alhamdulillah kita diselamatkan oleh toilet “angker” di dekat pohon bakau. Walaupun terkesan “antik” dan kumuh, yang penting kita nggak buang air kecil sembarangan.

Perjalanan di lanjutkan hingga pukul 15.30 kita nyampai di Pasir Putih Situbondo. Wow, jarang-jarang saya lihat pantai walaupun saya tinggal di Tuban yang juga dekat pantai. Perjalanan enam jam membuat saya sedikit muak dengan bau bis. Namun hal itu terobati dengan pandangan pertama saya terhadap pantai ini. Sampailah kita menginjakkan di pasir pantai.

Selama menuju tempat penginapan yang lebih mirip barak pengungsian, saya berbicara banyak dengan Mas Sofian. Ternyata dia berasal dari kota Bangkok sedangkan Foursan dari Thailand Selatan dekat dengan Pattani dan Malaysia. Bisa berkomunikasi dengan bahasa Thai dan Mandarin. Kalau Forusan bisa Mandarin, Melayu (Bahasa asli Thailand selatan), English (pernah pertukaran pelajar di Washington DC), Thai dan Indonesia dengan lancar.

Dengan enteng saya sebutkan “Pantai ini disebut pasir putih” dalam bahasa Inggris. Eh ternyata malah balik bertanya “white sand? This is black,” celotehnya dengan mengambil sampel pasirnya. Hahaha, saya berhasil dikibuli orang asing pula. Ya, saya mengaku kalah.

Perjalanan dilanjutkan dengan makan siang lagi. Lalu sesi free time. Saya memilih untuk jeprat jepret sana sini. Juga mulai kenalan dengan teman-teman ITS. Ibarat tim pemandu sorak, kita mirip tim yang tidak kebagian tempat untuk bersorak ria. Lha tim ITS yang lain langsung mulai check laut dan menyiapkan agenda esok hari, kita (sesuai dengan niat awal) jalan-jalan keliling pantai.

Oh ya, tim kita ada 18 orang. Selain saya, ada Mirsya, Ikhsan dan satunya lagi lupa namanya dari Kimia ITS. Agus dari Sistem perkapalan ITS. Hakim dari Teknik Kelautan. Mbak Prita dari karyawan ITS. Mas Wisnu dan Mr Felix (Bule yang ikut rombongan pribumi) dari English First (EF) Solo. Bahtiar dan satunya lagi lupa namanya dari Biologi ITS. Wifri dan Budi dari Teknik Material dan Metalurgi. Dan lain-lain yang saya lupa namanya.

Bersama mereka, kita memutari patai dari ujung ke ujung. Dan tentunya pasti berfoto-foto ria. Hebohnya, mereka semua ternyata gila kamera! Berbakat sekali jadi model majalah Trubus, haha. Saya yang lumayan anti kamera, hanya bisa melayani permintaan foto mereka. Sambil sering berGeje-geje ria. Lha mereka semuanya juga gokil dan Geje. Lihat saja pose foto mereka yang saya upload di fesbuk dan blog saya.

Deburan ombak bersautan. Karang yang terlihat samar-samar. Ikan warna warni. Perahu dayung dan perahu layar menyembul indah. Indahnya matahari tenggelam. Wuihh, pokoknya keren dah. Dipadu dengan teman-teman yang keren-keren pula, haha.

Sore itu kita habiskan di jembatan yang menjorok ke lautan lepas. Mengamati adik-adik memancing ikan dengan kail berupa cacing berkaki (nggilani jeh, argghhh). Sekali-kali bertanya, “sering mancing di sini dik?” atau “Sudah dapat berapa dik?”. Pokoke unik saja melihat anak kecil sedang bermain dengan kyusu’.
(bersambung)

2 comments:

rio said...

lucu boi, lanjutkan kawan.. menjadi Dirut PLN lewat karya tulisan...
tak kritik yo:
1. terlalu memikirkan mbak U** sampai2 banyak nama terlupakan..
2. selalu sedia buku saku, langsung catat nama setelah berkenalan (spt yg dilakukan conan).
3. mau ditambah kritikx g? gak usah wes, nanti kau berguling2 d pasir krn terlalu memikirkan kritikan2ku..

Huda said...

pertama, sy sampaikan trima ksh anda tlh menjd fans tulisan sy pling setia ke2 stlh mas DD :P

1. Salam buat mbak SALAK! atau mbak manuf :P
2. Uda sy catet boi tp g semua krn di laut jd nggak mkn bw kertas trus. Cttn liputan ae smp teles.
3. Mr Commentator dg predikat Lifetime Achievment Award 2010 dari Huda :)

Post a Comment