27 Sept 2011

Say



"Iya say, luv you"

Pesan satu kalimat ini teramat mencolok dari ratusan SMS hari ini. Tanpa ku baca ulang, langsung ku hapus. Pertimbanganku satu: bisa berabe kalau ada dibaca orang lain. Berulang-ulang, kata "say" seperti berpeyorasi makna menjadi hal biasa bagiku. Juga bagi kita, super special juga nothing special. Kata ini seperti hamburan kata sapa khusus dari, oleh dan untuk kita sendiri. Benar, pesan universal tanpa tendensi. Tanpa politisasi.

"Aku kangen kamu"

Eaaa...Belum berpindah hari, tapi gombalan dia sudah merajalela. Saya hanya bisa tertawa kecil. Pikiran saya terlalu naif untuk mengenang semua memori dua tahun silam bersamanya. Sunggu aneh dan sangat unik. Bersama kejahilan, kebodohan, kenekadan, dan kebersamaan dulu. Ah, tidak mungkin terulang lagi. Hanya berbekas tapak bersama desiran debu bulan kemarau.

"Kapan kamu nikah?" tanyaku

"Apakah kamu sudah siap kehilangan diriku?" jawabnya ringan.


"Aku belum siap. Hiks...Hiksss..." ujarku polos.

Ngeekkk....Ngoookkk...

Beginilah cara kita bercanda. Menertawakan diri sendiri, menertawakan kita bersama. Seumur-umur, kata "say" justru sering terucap dari komunikasi kita, baik dari tatap muka atau tidak langsung. Ucapan dari seorang sahabat laki-laki saya. Aneh.

#teruntuk sobat di sana. Kapan kau kawin? Hah?

2 comments:

Lisāna said...

hahaha.
you guys could be a great couple! :D

hudahoe said...

yeaahhh...
makacihhh

Post a Comment