26 Dec 2011

Buku, Resleting dan Dolly



Sore hari itu, saya berniat ke Masjid Baitul Muttaqin untuk sholat dzuhur sekaligus menjahitkan celana. Tepatnya di depan eks warung Libels. Jujur, saya lupa nama mas penjahitnya, padahal sudah kenal lama dan sering ngobrol kalau ketemu di warung/masjid. Pas baru nyampe. Saya (Hoe), Mas Penjahit (MP).

Hoe: "Mas mau benerin celana"

MP : "Ehmmm...Mas yang nulis buku ya?"

Hoe: (mikir lama, kok nyambungnya ke Buku?)

MP : "Kemarin saya ke Gramedia Mas, saya lihat fotonya sampeyan. Kayaknya saya pernah kenal."

Hoe : "Oh ya Mas. Itu saya sama teman saya yang buat"

MP  : "Judulnya 'Permata Dalam Lumpur' itu saya kira kisah anak-anak Sidoarjo"

Hoe : "Bukan, itu juga judul pilihan penerbit, bukan dari kita. Itu di Dolly Mas"

MP  : "Oh gitu, bagus bukunya Mas. Lha terus sampeyan masih sering ke Dolly?"

Hoe : (agak shock, kenapa nyebut Dolly banter banget) "Masih, setiap minggu sekali"

MP  : "Hah? Setiap minggu? Berarti sering banget? Hafal sekali dengan daerah sana?"

Hoe : "Ngerti banget Mas, sampeyan mau ke sana? Saya beritahu tarifnya, dari paling murah sampai yang mirip apartemen"

Kita: Hahaha...(tertawa bersama, ada seorang lagi yang ikut tertawa)

Hoe: "Ayo Mas melu nang kono, kesempatan langka lho"

Hahaha...(tertawa lagi)

Hoe: "Oh yo Mas, ini mau benerin celana"

MP : "Apanya yang dibenerin?"
Hoe: "Resletingnya, itu kadang rusak kadang bisa dipakai"

MP : Wakakaka.. (tertawa ngakak) "Iku gara-garane sampeyan kakean nang Dolly sih, setiap minggu ke sana kan? Sampe resletingya rusak"

Wakakaka.. 

-sekian dan terima kasih-

No comments:

Post a Comment