12 Jan 2012

Aku Asli Lamongan Mas


Di dalam rungan 2x3 meter. Ruangan ini terkunci, mereduksi suara karaoke di luar. Riuhan buku hanya terdiam membisu menatap ekspresi kecut kita. Bersama satu orang perempuan cantik jelita yang terus mengumbar senyumannya, saya hanya bisa ikutan tersenyum.

Kita bertiga, bersama dengan seorang teman laki-laki -yang alhamdulillah masih suka perempuan alias normal.  Sebenarnya, perempuan itu adalah seorang PSK beneran. Yang sengaja kita bayar untuk sesuatu banget. 

Pintu kita tutup, "Cklekk"

Saya mengambil nafas pelan, deg-degan. Mengatur ritme dan mood. Seumur-umur saya tidak pernah dalam satu ruangan tertutup dengan perempuan bukan muhrim (kalau laki-laki sering, hahaha). Kan saya harus jaim, jangan sampai justru terjadi hal-hal yang saya inginkan (nahlho?).

Pertanyaan pertama dalam benak saya: jika ada dua orang bukan mukhrim berada dalam tempat sepi, maka orang ketiga adalah setan. Nah, ini siapa setannya? Dibandingkan teman saya yang sangat ustadz sekali, sepertinya saya harus sadar diri memberi kesimpulan pada diri saya sendiri. #apes

"Lagi nganggur ta mbak? Tidak ada tamu?"  tanyaku basa-basi untuk membuka suasana. 

"Ya Mas, tadi barusan bangun tidur. Ini juga baru selesai mandi," ujarnya polos.

Saya tersenyum pelan. Sementara, di sebelah saya justru lebih banyak menduduk (praktek ghadzul bashor banget). Nah, berbekal pengalaman mewawancari beragam orang dengan latar yang beraneka ragam, membuat saya lebih mengalir dalam melontarkan pertanyaan. Tapi, untuk kali ini benar-benar berbeda. Untungnya saya masih bisa mengendalikan diri.

Bla..blaa..blaa.. (pertanyaan saya meluncur deras, hingga..)

"Oh ya Mbak, sampeyan aslinya mana?"

"Aku asli Lamongan Mas"

Saya tercekat, dan melirik rekan saya. Dia juga asli Lamongan.

"Lamongan mana Mbak?," rekan saya penasaran.

"Babat Mas. Yang deketnya Widang"

Hahaha..Saya tertawa cekikikan. Satria -nama teman saya ini aslinya juga Babat, Lamongan! Dia akhirnya hanya bisa tersenyum kecut, sementara saya bisa menertawakan dia di luar ruangan itu, hahaha.. Lamongan, dasar Lamongann.. (tidak bermaksud menyinggung ya, hanya mengetrek-etrek).

Oh ya, satu lagi, lhamdulillah, Mbaknya datang dengan pakaian yang normal. Bayangkan jika menggunakan pakaian ketat, pasti mengacaukan konsentrasi kita, haha.


*) menyewa dan mewawancari PSK, salah satu behind the scene dari pembuatan buku "Permata dalam Lumpur"

No comments:

Post a Comment