Mungkin, ini
hanya pikiran selayang yang mecuat sporadis namun sangat dalam. Pikiran tentang
sebuah fase proses pendewasaan yang memang harus berujung pada waktu yang tak
hingga. Tentang sebuah kemandirian terhadap personal, dan kepedulian kita
sebagai seorang dewasa, yang tidak selfish.
Yap, menurut
teori yang mengendap dalam pribadi saya, dewasa itu bisa diukur dari dua hal:
kemampuan berdiri di atas kaki sendiri dan kepedulian sosial terhadap
sesama-lingkungan.
Pribadi yang
mandiri tidak hanya soal kemampuan mengendalikan diri dalam memutuskan hal yang
tidak boleh dan boleh dia lakukan. Lebih dari itu, kemandirian juga harus
bersifat kematangan mengolah diri dari polah, sikap dan emosi. Jika itu sudah
bisa terlampaui, kemandirian finansial, kepatuhan terhadap nilai/norma bisa, atau
jenis kemandirian fisik lainya bisa mengikuti.
Ciri kedua
adalah peduli sosial. Bahasa gampangnya, orang dewasa dalam masyarkat yang bukan
orang yang bisa hidup sendiri dengan tangan, uang, dan waktunya sendiri. Namun,
ia mampu mengembangkan tangan, uang dan waktunya juga untuk orang lain. Itu
murni sebagai sebab-akibat makhluk sosial. Yah, kita tidak akan pernah bisa
hidup sendiri.