26 Apr 2011

Selalu Ada yang Baru



"Selalu ada yang baru", agaknya jargon ini patut untuk dilayangkan pada dosen mata kuliah satu ini. Dalam mata kuliah Menejemen Operasi dan Teknopreneurship (MOT) bersama Pak Ir. Bobby Oedy Pramudyo S, MSc. PhD. Tidak melulu membahas materi dalam perkuliahan yang terlampau teoritis. Minggu kemarin, kita membahas persoalan tentang bagaimana model pelayanan pendidikan berupa evaluasi belajar agar peserta didik tidak tertekan dan justru mengharapkan sebuah ujian. Merujuk pada artikel dalam situs kompas berjudul Ujian yang membahagiakan

Nah, pada tulisan tersebut dipaparkan bagaimana seharusnya para pendidik mengajarkan kepada peserta didik untuk nyaman dalam proses pembelajaran. Bahkan sampai pada tahap evaluasi atau ujian, peserta didik diharapkan bisa tetap menikmatinya. Dalam uraiannya, dia juga mengkritisi kalau pada umumnya kesalahan sistem pendidikan biasanya disebabkan oleh pendidiknya. Ya, pendidik yang tak tahu diri.

"Konon negeri ini butuh banyak guru dan dosen yang mampu menyikapi anak didik sebagai mitra dan anugerah yang membantunya untuk terus berkembang. Rasanya itulah guru sejati."

Lalu Pak Bobby melanjutkan, terus apa yang salah dengan mekanisme pembelajaran kita selama ini? Apa seorang dosen harus selalu bermurah hati pada mahasiswanya? Atau memang mahasiswa sekarang terkesan harus dimanja untuk bisa lulus, minimal lulus mata kuliah tertentu. Bagaimana pendapat anda?
Kemudian ia memaparkan dan juga mengeluhkan tentang negoisasi ulang ACFTA yang sudah setahun lewat ini. Dengan bakat statistik yang kuat, beliau menanyakan ulang, bagaimana produk lokal seolah dipaksa tenggelam karena ACFTA. Juga efeknya berupa gulung tikarnya beberapa perusahaan paku. Ingat, pabrik paku! Beberapa perusahaan tersebut terpaksa mati karena tergerus oleh harga murah paku dari China. Nah, kecenderungan masyarakat sendiri adalah mencari barang yang murah harganya plus bagus kualitasnya. Padahal itu masih pabrik paku! Belum yang lain.


Tentang moralitas, senin kemarin (25/4), beliau menyoroti adanya korupsi dari Kemenpora terkait penyelenggaraan Sea Games.


"Padahal disetiap KTP warga negara Indonesia itu tertera label AGAMA. Terus, apa fungsi agama kalau melihat kenyataan seperti itu?"


Beliau pun menanyakan sambil sedikit tersenyum, apakah kedekatan manusia dengan Tuhan berkorelasi positif dengan tindakan korupsi? Belum pernah diadakan uji statistik tentang hal ini.  Namun dia membandingkan dengan kebiasaan orang Amerika (beliau S2 dan S3 di Amerika), tentang adanya unggah ungguh  tanpa membawa nama agama dalam KTP-nya.


Suatu saat ada seorang Amerika yang sedang mengantre tiba-tiba menginjak kaki orang di belakangnya. Apa yang terjadi? Justru yang orang di belakangnya mengatakan, "I'm sorry". Berikut dengan orang yang menginjaknya. Kalau hal ini terjadi dengan aktor Surabaya.


"MATAMU SUWEK!!," Pak Bobby mengucapkan dengan intonasi yang sangat natural!!! Hahahaha.


Atau kalau tidak begitu, untaian kata "Kebun Binatang" akan langsung terdengar merdu.




*) Hewan di Kebun Binatang = Jangkrik, Asu, Bedhes, dll

No comments:

Post a Comment