12 Apr 2011

Tentang Kehidupan

Sebuah artikel bagus. Tulisan tentang asal usul kehidupan. Ditulis dengan  merujuk pada sumber-sumber faham materialisme. Menarik. Bagi orang orientalis, terkadang filsafat kehidupan pun harus dijelaskan dengan pemahaman sebab akibat. Berproses dengan fakta dan logika yang mutlak wajib dipenuhi. Hampir sama dengan pemikiranku. Jika ada A, maka ada B. Hukum alam. Atau Hukum Newton ke-3, aksi-reaksi.

Tentang kehidupan. Jujur, saya paling maniak dengan ilmu-ilmu angkasa. Bahasa kerennya Antariksa atau Astronomi. Dari kelas 5 SD, buku bacaan yang paling saya ingat adalah "Universe for Beginner", sebuah buku yang mengupas dasar-dasar pengetahuan angkasa. Dari planet, bintang, komet, galaksi, asteroid, black hole sampai hukum relativitas Einstein yang mengungkapkan bahwa ruang itu tapi waktu itu relatif. Wow, lorong waktu! Atau DORAEMON!

Ya. Beberapa hal yang sangat menggelitik saya tentang alam semesta adalah gambarnya. Memukau! Membuat saya ngiler seember. Indahnya alam semesta, seperti lukasan maha raksasa yang terbentang sejagad. Saya kira lukisan Monalisa pun kalah dengan 'lukisan" ini. Kedua, adalah sesuatu dibalik black hole. Ingat saya, black hole itu menyerap energi. Bukan hanya energi layaknya tenaga dalam artian visual, tapi materi dan cahaya pun bisa diserap olehnya. Bahkan bumi atau matahari misalkan pedekate ke dia, bisa lenyap seketika! Nah, terus materi itu berubah jadi apa? Terus ada apa dibalik black hole itu?


Ada suatu teori kalau sesuatu di balik benda hitam raksasa itu bisa memampatkan waktu. Bahkan bisa me"manipulasi" waktu. Kok bisa? Penjelasan ilmiahnya sangat kurang saya pahami dengan ilmu saya yang cekak ini. Bayangkan saja, benda hitam segede itu nyelonong ke tata surya, lenyap dah semuanya. Sungguh sangat kecil manusia itu.

Ketiga, ada kesimpulan yang ditulis di buku tersebut bahwa pengetahuan manusia saat ini tentang alam semesta kemungkinan baru 1/250.000 juta dari alam semesta sebenarnya. Wow! Padahal informasi yang kita dapatkan sekarang saja sudah menyentuh angka 150 juta tahun cahaya (jarak antar ujung piringan galaksi Bimasakti). Hitungan sederhana 1 detik cahaya=300 km. Luar biasa!

Semua bentuk penelitian tentang alam semesta lebih umum ditujukan untuk mempelajari kehidupan masa lampau. Ya, dari mana manusia berasal? Seperti artikel di atas. Dengan faham materialisme manusia bisa membuat suatu dogma dengan merunut sampai ke pangkal material terciptanya manusia, Dari asam amino (NH3), sebuah monosakarida dari protein dipercaya menjadi bahan dasar pembentukan DNA. Ah, hanya teori saja.

Tapi sejujurnya saya mempercayai evolusi, walaupun saya juga anti-darwinisme. Saya percaya dengan teori asal usul kehidupan manusia, tapi saya tidak percaya dengan materialisme. Aneh kan? Haha. Balik ke atas, intinya saya sepakat dengan hukum alam. Namun dengan tidak menafikkan adanya Dzat yang di luar kuasa manusia. (bersambung)

No comments:

Post a Comment