15 Jun 2011

Pikiran Aneh, Hantu, Atau?



Saya mendapatkan firasat. Ehmmm....apa benar-benar firasat? Atau hanya perasaan yang tidak menentu alias 94L@u akut? Entahlah, coba saya tanyakan kepada rumput yang bergoyang di depan rumah.

Hari ini, saya di rumah menemukan beberapa kejanggalan. Nyata, bukan bualan. Jujur saya tidak mau mencari sensasi dengan cerita ini.

Pagi hari setengah siang, sekitar jam 10 siang. Seperti biasa, sebalik dari kampus saya menjadi Ibu Rumah Tangga sejati. Dari mencuci, ngepel, nyetrika, nguras jeding dan lain-lain. Sampai saat saya membuang sampah dari 5 tempat sampah yang tersebar di seluruh penjuru rumah. Satu-satu, sampai yang terakhir ku buang di tong sampah raksasa depan rumah. Waktu saya mengembalikan tempat sampah terakhir ke tempat semula, saya dengan pandangan yang sangat jelas ada seorang wanita sedang mencari sesuatu di tumpukan sampah dalam tong sampah besar di depanku. Aku melihatnya sekilas dari kaca kamarku yang semeter jaraknya.

Walaupun sekilas, aku sangat jelas apa yang dia cari. Sampai dia mendapatkan potongan sachet saus (bungkusnya saja). Aku pun bergegas menaruh tempat sampah ke belakang rumah. Nah, pas aku balik ke depan rumah lagi, perempuan itu sudah tidak ada. Penasaran siapa perempuan itu -pemulung, tetangga atau siapa pun itu, aku pun berlari kecil keluar pagar. Ku cari sosok berbaju kuning bercampur merah itu, ke sana kemari. Di samping rumah, tidak ada. Di rumah tetangga sebelah, nihil. Tidak ada sama sekali. Padahal hanya aku tinggal tak sampai 15 detik.

"Mungkin pemulung yang sedang tergesa-gesa," pikirku sesaat. 

Malam hari, ketika aku sudah balik dari kampus (lagi). 10 menit menuju tengah malam, di rumah sudah tidak ada nasi yang bisa dimakan. Padahal seharian aku baru makan sekali saja (sarapan). Akhirnya, daripada perutku meraung-raung semakin liar, aku mengeluarkan kuda besiku keluar lagi untuk mencari beberapa butir nasi. Akhirnya dapat juga nasi goreng sekitar setengah kilometer dari rumah. Lumayan, daripada tidak makan sama sekali.

Perjalanan balik ke rumah. Nampak bapak-bapak dan para pekerja daerah sana yang asyik bermain kartu di bawah lampu jalanan yang teramat terang. Ramai. Di belokan sempit menuju masjid, aku menyaksikan seorang anak kecil tersenyum lepas kepada salah satu bapak di situ. Senyuman manis. Sambil terus tersenyum simpul, dia berlari ke arah belokan sempit itu. Sekitar 10 detik kemudian, kuda besiku juga ikut belok ke situ. Aneh, jalanan itu sepi, tidak ada anak kecil sama sekali! Padahal jalanan itu lurus diapit tembok tinggi nan rapat. Kemana perginya anak itu?

Tiba-tiba aku teringat kejadian tadi pagi. Kemana perempuan dan anak kecil ini? Tiba-tiba aku merinding sekali. Namun setiba di depan pagar rumah, ku buang semua kejadian aneh hari ini. Perut saya menjadi prioritas utama saat ini. Toh, aku bukanlah penganut mitos dan hantu-hantuan di tivi.

Menjelang jam 1 malam, saya merebahkan badan. Tiba-tiba aku terusik dengan kejadian hari ini. Seumur hidup aku tidak pernah mengalami keganjilan berkenaan dengan sosok "ghaib" macam hantu, kuntilanak, genderuwo dan sebangsanya. Itu semua bullshit! Mereka akan hadir di saat pikiran manusia justru memikirkannya terus, alam bawah sadar manusia lah yang akan menghadirkan "sosok" mereka ke alam nyata. 

Saya pernah tidur di kuburan/pemakaman semasa di desa, tidak ada apa-apa. Saya juga pernah tidur tanpa lampu se-desa, biasa saja. Saya juga pernah jelajah tiga kuburan di tiga desa, tengah malam, nihil. Tidak ada sosok hantu di desa! Di kota, saya sering naik turun tangga perpus ITS sampai lantai 6 ketika lift mati. Sendirian, tanpa listrik -dan juga tanpa lampu, tengah malam. Dan juga tidak ada apa-apa. 

Di rumah saudara saya di daerah Suko Manunggal dulu malah jauh lebih angker, terdapat sebuah sumur tua yang konon katanya sudah berumur ratusan tahun. Selisih satu rumah, sudah ada kuburan. Sedangkan saya tidur di lantai dua, jadi kuburan begitu nampak "asri" kalau malam hari. Kata tetangga, setiap malam mereka sering melihat asap gelap mengepul di atas kamar saya. Responku? Biasa saja. Mau bangun tengah malam atau dini hari, tidak masalah. Padahal Mbakku, pernah diserang kucing dan kelelawar ketika terbangun tengah malam di dekat sumur. Aneh kan? Aku sih berpikir logis mencari alasan rasional atas kejadian itu.

Tapi malam ini, aku benar-benar tidak bisa membuang pikiran kejadian hari ini. Aku melamun di tengah kegelapan kamar. Menerka apa maksud keganjilan hari ini? Ada apa? Apa ini firasat? tentang sesuatu yang buruk atau hal tentang masa depan?

Hingga alam mimpi menjemputku. Dia mengobrak-abrik alur logikaku. Meremukkan tulang kepercayaanku. Aku bermimpi buruk! Sangat buruk sekali! Sampai-sampai, aku -yang sekeras kepala ini, bisa menangis sesenggukan dalam mimpi.

Ya Allah, ini pertanda apa?

Rasulullah saw. bersabda, “Mimpi itu ada tiga. Mimpi yang baik merupakan kabar gembira dari Allah. Mimpi yang menyedihkan berasal dari setan, dan mimpi yang datang dari obsesi seseorang. Jika salah seorang di antara kalian mimpi yang menyedihkan maka hendaklah dia bangun lalu shalat dan tidak menceritakannya pada orang lain.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Semoga,


14 Juni 2011 
di Kegelapan Dini Hari

No comments:

Post a Comment