1 May 2012

Mistisnya Museum Santet

Akhirnya, saya keturutan juga pergi ke Museum. Dan Museum yang pertama saya kunjungi tahun ini adalah Museum Santet, nama lain dari Museum Kesehatan Surabaya yang terletak di Jalan Indrapura 17 Surabaya, dekatnya Masjid Kemayoran dan SMA Ta'miriyah. 

Sebelumnya saya hanya pernah ke House of Sampoerna dan Museum Tugu Pahlawan (berkali-kali). Dan obsesi terbesar saya ada ke Sangiran, Solo yang terdapat situs pra Sejarah dan ke Trowulan, Mojokerto yang merupakan situs pusat Kerajaan Majapahit. Semoga. bisa terwujud deh.

Perjalanan dimulai dari kampus ITS. Letak jalan Indrapura bisa digoogle-maps. Di sana, nama museum santet lebih terkenal daripada sebutan museum kesehatan. Tanya kenapa disebut sebagai Museum Santet? Karena kata teman saya yang menghipnotis saya untuk ke sana,

"Di sana dipajang semua peralatan kesehatan zaman dahulu hingga modern, juga termasuk ilmu pengobatan tradisional seperti santet"

Itulah yang menggerakkan saya ke Museum yang baru diresmikan tahun 2004 kemarin. Rasa penasaran, mistis dan sihir dari teman saya mengantarkan saya ke sini. Apa saja yang dipajang di Museum ini? Cekidot gan!

 Pintu Masuk Museum
Nah, sebelum saya masuk ke dalam Museum, saya sholat dzuhur dahulu di masjid sini. Sepanjang perjalanan saya menemukan banyak keanehan pusat riset kesehatan ini. Bayangkan, di setiap bangsal itu tertera bagian-bagian balai pengobatan seperti kemoterapi, radiologi, dll. Yang paling mengejutkan pastinya bangsal "TENAGA DALAM". Saya sudah membayangkan adegan sinetron Indosiar yang hobi adu tenaga dalam pake siluet cahaya warna warni seperti disko.

Ternyata isinya memang berkutat tentang tenaga dalam. Mungkin lebih pasnya adalah tentang "aura", yaitu pancaran energi listrik dari tiap manusia. Kata petugas yang saya temui di sini, pada dasarnya energi itu ada di setiap manusia dan bisa dikenalikan, bahkan bisa ditransfer. Hah? Mirip transfer pulsa gitu? Haha..

Hingga saya temukan komunitas senam Tenaga Dalam bernama "Satria Nusantara", apaan lagi ini? Katanya sih, di kampus ITS pun ada komunitas senam ini. Iya ta? Semua nampak buram, seburam cara transfer tenaga dalam.

Plakat Peresmian

Tauk gak sih loe, berapa harga tiket di sini? Pernah makan di kantin pusat? Atau makan di Keputih? Nah, itu bisa dibuat beli tiket ini rombongan. Harga tiketnya cuman Rp 1.500,- doang emen!

Harga segitu memang miris banget. Sudah pengunjungnya sepi banget, fasilitasnya sangat sederhana pula. Tidak ada promosi sama sekali. Bahkan di pintu masuk Museumnya, ada baliho kecil yang dibuat tahun 2010 kemarin dan tidak diganti hingga detik ini. Mengenaskan!

Jadi, Museum Santen ini terbagi menjadi dua tempat yang terpisahkan gedungnya. Gedung pertama berisi peralatan medis dan non-medis modern serta biota-biota yang sudah diawetkan. Gedung kedua inilah yang pas disebut museum santen, karena berisi semua aneka jenis peralatan medis zaman dahulu.

Masuk gedung pertama, kita disambut dengan patung Ganesha. Di sini terdapat uraian pengantar ilmu medis di berbagai belahan dunia. Ada anagram foto sejarah kedokteran di Yunani, India, Romawi, Mesir, Jawa, dan lainnya. Juga termasuk sejarah kedokteran Indonesia lebih spesifisiknya. Dipajang pula foto Menteri Kesehatan dari masa ke masa.

Tidak begitu banyak hal spesial di gedung utama, yang adalah bikin cegek semua. Masuk pertama ketemu Sepeda tua, nah lho? Apa hubungannya sepeda tua dengan museum kesehatan? Juga ketemu alat pemompa zaman dahulu yang saya coba untuk memakai dan berhasil! Padahal tanpa petunjuk manual, haha..

Lanjut ada pemutar musik yang memakai piringan hitam, mirip di film-film barat gitu. Ada laptop zaman dulu banget, penyimpan data yang seukuran mesin fotocopy tapi hanya berkapasitas Kilobyte, osiloskop manual, mesin cetak awal-awal dahulu, dan kalkulator dari masa ke masa. Konyol banget saat ada kalkulator Casio zaman modern dimasukkan ke dalam museum itu juga. Padahal kalkulator itu sangat mirip dengan punya saya -.-'

Itu tadi ruangan untuk peralatan non-medis, di ruangan selanjutnya adalah ruangan medis. Isinya semua peralatan medis zaman dahulu. Ada alat pengukur kacamata optik, ranjang untuk melahirkan, kereta dorong, sampai tongkat untuk aki-aki. Duh, yang tongkat ini kok aneh rasanya.

Memasuki sub ruangan berbeda, ada pintu ditempeli "DUNIA LAIN". Penasaran, saya ingin membuka. Ternyata dikunci. Dan pas saya tanya petugas penjaganya, malah diceletukin begini

"Ya pasti masuk ke dunia lain mas. Kan selain dunia kita ini, di sekitar kita pasti ada dunia lain, hehehe"

Saya mringis, benar juga kata masnya. Ngapain penasaran masuk dunia lain, lha di sekitar kita saja ada dunia lain. Simple!

Masuk ke sub ruangan yang paling GEJE. Ruangan Botani, aneka biota-biota tak berdosa dimumikan dan dipajang seperti manekin pakaian yang biasanya nampak di mal-mal. Kasihan. Ada sapi, tikus aneka jenis, curut, dan entah apa lagi. Yang paling membuat saya CEGEK lagi adalah adanya MUMI NYAMUK! Tiap hari saya juga ketemu, hahaha..
 

Sekilas,inilah logonya ITB, Qaqa-nya ITS


 Sejarah Pengobatan di Indian


 Logo Kedokteran Jawa dahulu


Sepeda Tua, Entah apa nyabungnya dengan Museum ini


 Laptop Jadoel


  Piringan Hitam Lama


  Pemutar film, seperti film Janji Joni, hehe


 Oh men, apa nilai klenik dari benda ini???

 Pengukur Minus-Plus Mata


 Mirip Hidup

 Mumi Nyamuk? Gak kreatip!


 Itu liputan khusus untuk ruangan satu, Next walking ke ruangan dua. Cilukbaaa...

Di sinilah letak horornya. Di etalase pertama, terpampang tulisan "Paku yang dikeluarkan dengan muntahan" atau yang ini:

Nama Penderita:  Mujiono

Keluar Batu: 15 Januari 1995

Ada pula pajangan berubah alat penangkal santet. Yang lebih heboh adalah gambar LANGKAH-LANGKAH MENYANTET! Dalam instruksinya, diberikan beberapa langkah untuk menyantet seekor ayam jago. Aneh sekali.

Juga ada jelangkung, pasung untuk orang gila, dan beberapa alat perdukunan lainnya. Untuk ngimbangin sisi perdukunan, juga diberikan pengobatan spiritual. Di satu etalasi dipajang beragamam kitab Suci di Indonesia, termasuk ada tambahan kitab suci umat Yahudi. Benar-benar Museum yang aneh.

Prosedur Menyanten yang Baik, Benar dan Terbukti :)


Penangkah Santet! Mau coba?




Jelangkung, Lumpang dan Pasung

Di bagian akhir juga diberikan beberapa tradisi dan kebudayaan Jawa, beberapa diantaranya tempat penguburan ari-ari bayi di dalam kendil, mengurung bayi untuk menolak balak, permainan dakon, wayang, yoyo, gamelan dan aneka jenis permainan lainnya. Satu lagi saya cegek dengan adanya mainan: LAYANG-LAYANG! Apa nilai historisnya? Yang saya tahu mah anak ALAY (anak Layangan), haha..

Terakhir, ada budaya meramal yang dipaparkan di sini. Dibedakan antara perhitungan primbon Jawa dangan Fengsui China. Ternyata kepercayaan terhadap ramalam itu hampir seragam di negara mana pun. Di jawa ada tabel primbon, kalau di China ada Lingkaran Fesngsui yang mungkin fungsinya hampir sama.

Lingkaran Fengsui

 Pagar tempat penguburan ari-ari

 salah satu sudut Museum

Sekian catatan perjalan dari Museum Santet, akan dilanjutkan dengan catatan perjalanan yang lain. Sekian dan terima kasih :)

2 comments:

Eka S said...

Mumi nyamuk!!!
haha hal paling bikin ngakak
untung dia gak pake perban ya :p

hudahoe said...

klo pake perban, ntar ngalah2in silaunya jilbab pinkmu, wakakaka...

Post a Comment