10 May 2012

Random #1





#SoalJodoh

Pagi tadi, SMS membangunkan saya dari keluhan perut yang melilit dan dada saya yang menyesak. 

“Maaf Om, tidak bisa datang. Ada keperluan keluarga di Sidoarjo”

“Oh gak papa boi. Sudah clear kok. Lamaran ta? Haha”

“Hah? Maaf Om, jodohku tidak berada di tangan keluarga, apalagi di tangan murobbi”

“(tercengang) Ya iya lah, jodoh kan di tangan Tuhan”



#Toea

Kata Mbah Pepatah Bijak, belajar itu tidak mengenal waktu. Seperti Mbah putri kemarin sore. Di bawah rindangnya pohon Keres,  beliau menaruh tongkat kayunya di samping bangku bambu itu. Kakinya duduk bersimpuh, tangannya meletakkan tumpukan kertas yang panjangnya hampir setengah meter.

Lamat-lamat, beliau membaca. Suaranya nyaring. Pelan. Bersandar dengan semilir angin sepoi. Sekali-kali, balita kecil di belakangnya berceloteh ria mengurai riuh suaranya. Saya pun hanya lewat saja, termangu. Diam-diam, saya mengamati terus beliau yang seumuran dengan nenek saya, yang khusyu’ membaca Al Qur’an di depan teras rumahnya. Mengagumkan. Menenangkan.



#Ingin-Tapi

Pagi sekali, kakinya mengayuh sepeda pancalnya. Gemulai sekali ayunan kakinya, seirama dengan paduan hijabnya yang panjang menjulang. Embun pagi ini pun turut menyiram semangatnya. Hingga, tiba-tiba ia menghentikan ayunannya dan keranjang sepedanya terpelanting ke depan.

Saya hanya mengamati, berdiam saja karena tidak tahu apakah pertolongan saya akan membantu atau malah memperburuk keadaan. Dia seroang akhwat yang saya tidak tahu siapa namanya, di situ tidak ada siapa-siapa walaupun poisis di jalan raya. Saya bingung, harus menolong yang bisa menimbulkan fitnah atau berdiam diri?

Saya masih terdiam, menyaksikan perjuangannya membenarkan sepedanya, sendirian. Ya, saya pun masih terdiam saja. Sampai saya memilih pergi meninggalkannya, hanya melihat dia yang sibuk membetulkan sepedanya. Egois kah saya?



#Abang

“Mas itu seperti Kakakku, persis sekali”

“Oh ya? Emang apanya yang sama?”

“Kakakku itu kalau member nasehat selalu saya dengarkan. Dia kalau berutur selalu dimulai dari hal-hal dasar sebelum memberikan nasehatnya. Sehingga saya selalu bilang ‘iya’ jika berdebat dengan dia”

“Oh begitu. Apa memang saya seperti itu? Gak deh”

“Iya, Mas itu seperti Abangku. Kan kakak ku itu cewek, tapi ada banyak hal yang sama dengan Mase”

“Ehmm...Kamu adalah orang yang kesekian yang bilang seperti itu. Jadi saya biasa saja, hehe”

“Tapi itu keren lho Mase”

“Biasa saja, jangan allay, hahaha..”

No comments:

Post a Comment