Cerah. Pagi ini berseri. Lewat buaian semangat pagi, saya memulai hari ini dengan model puasa minus. Ku awali jengkal waktu hari ini dengan aksi bungkam mulut. Di tengah krisis energi yang sudah merajalela, saya pun harus turut hemat energi. Terlebih sekarang bulan puasa. Kalau saya berkoar-koar terus, kasihan setiap serangga yang lewat di depan mulut saya. Bisa tewas mengenaskan akibat racun sianida “bau mulut”. Tentu saya tidak mau menambah dosa lewat cara tak berperihewani seperti itu.
Tapi semua itu hanya bualan semata. Hari ini saya sengaja memilih puasa bicara karena mulai bada dzuhur nanti saya harus mengeluarkan segala kemampuan nyerocos saya sampai menjelang tarawih. Ya, hari ini ahad ceria. Waktu bertandang ke kawasan favorit kaum adam, Dolly. Ini bulan puasa, jadi jangan dipikir yang iya-iya. Lho?!. Taman Baca, ini destinasi mingguan saya bersama dengan rekan-rekan senasib sepenanggungan. Mencoba mengukir pahatan artistik batuan cadas di tengah kelamnya lautan lumpur. Walaupun kami sadar tak mampu selihai Michaelangelo, tapi kami senantiasa mau berusaha dan berharap.
Hari ini seperti biasa akan kami semua akan berdiskusi ria sambil belajar dengan adik-adik di Taman Baca. Yang membuat agak special adalah ini merupakan hari perdana ekspansi kawasan binaan akan dilaksanakan. Tepatnya di kawasan TPA yang konon menurut sejarah merupakan kawasan Bandar narkoba terbesar se-Dolly. Plus akan ada buka bersama dadakan. Serba dadakan karena info buka bersama hanya diberitahukan 36 jam sebelum acara. Praktis, menejemen gradakisasi harus diterapkan lagi. Bukan system ngawur namun lebih mencari kecepatan bertindak dan responsibility yang akurat. Cepat tanggap.