Malam
masih sama sejak terbenamnya matahari tadi, seolah tidak merubah kegelapan ini.
Jalanan pun masih tetap kelam bersama sunyinya udara dini hari. Percakapan kita
tadi menjelang tengah malam pun turut menguap bersama senyapnya suasana.
Sesekali, pikiran ini meloncat-loncat
ruang dan waktu masa lampau. Menyeruak kisah dalam memori yang telah usang.
“Oke
Mas, ditunggu besok ya”
“Insya
Allah Dik ***. Saya pernah punya mimpi memiki adik
cowok tapi tidak pernah terwujud, hehe”
“Hoho,
sama, gayung bersambut. Waktu SD aku juga pengen punya abang biar ada yang
nolongin pas kelahi, haha”
“Kalau
punya adik laki-laki bisa diajak kelahi dan pasti aku yang menang! Haha..Adikku
cewek dan nggak bisa diajak kelahi. Digodain dikit, langsung nangis, haha”
“Bener
Mas, tapi belum tentu abang yang menang. Si Adik punya kekuatan di belakang
yaitu si Ibu, hahaha”
“Hahaha..Jadi
ingat masa kecil, mau siapa pun yang salah, Kakak selalu jadi tersangka. Tapi
tidak mengurangi niat untuk mempermainkan adiknya, haha..”
“Begitulah
si Kakak, haha..”
Itulah
mimpi Kanak-Kanak ku yang tiba-tiba menyembul dalam sebuah dialog dengan
seorang teman. Wajah saya pun langsung terkenang belasan tahun silam. Ketika
setiap pagi antre mandi dengan adik saya untuk berangkat ke Sekolah. Juga
sarapan setelahnya. Aku juga sering berebut jajan jika musim kondangan (sejenis
syukuran rutin).
Ketika
musim penerimaan rapor, Bapak-Ibu bagi tugas untuk mengambilnya. Bapak selalu
mengambil raporku hingga aku SMP. Ibu kebagian adik saya. Karena kita hanya
selisih 2,5 tahun dari umur, dan tiga tahun beda sekolahnya. Bisa dibayangkan
bagaimana repotnya ketika saya SMA, adikku sudah SMP. Menguras perhatian dan
materi mendadak!
Dan
semua kenangan lain menari-nari riang di atas kepala. Canda, tawa, tangis,
sedih semua berpendar seelok kupu-kupu, seindah semburat pelangi, dan secerah
mentari Ah, saya terlampau lama hidup di dunia ini.
Surabaya, 17 April
dini hari, di kamar tercinta
3 comments:
Seandainya bisa tuker tanggal lahir dan jadi anak kedua
pingin punya abang!!!
haha
tukeran tanggal lahir saja sama Haris, ntar dia bisa jadi Abangmu. Atau bahkan lebih dari skedar Abang biasa :)
Jadi ingat masa kecil pengen sekali punya adik kecil laki- laki cakep biar bisa diajak kemasjid bareng, jalan- jalan bareng dan bisa diajak jadi teman curhat tapi orang tua tidak mengizinkannya dengan alasan nanti berantem, ekonomi apalah sebagai gantinya ngga ada orang tua aku keras kepala ngga tahu apa yang dikehandaki anaknya lngsng bilang tidak ðŸ˜ðŸ˜
Post a Comment