18 Apr 2010

Ibu, Pahlawanku


Terlampau banyak masa ku lalui bersama dengan ibu. Sosok perempuan yang ku panggil “Mak” dalam setiap sapaku kepadanya. Terlalu banyak pelajaran hidup yang ku dapat dari beliau. Tentang arti perjalanan hidup manusia. Dengan segala tutur kata, kebaikan dan kesabarannya.

Ibuku adalah malaikatku. Malaikat yang diturunkan oleh-Nya dalam wujud manusia. Beliau selalu ada di setiap saat diriku membutuhkan. Wanita tersabar yang pernah ku temui di dunia ini. Dengan segala upaya, dia telah memperjuangkan kehidupan ku hingga bisa menjadi sekarang ini.


Jika aku berkelahi dengan teman-temanku, beliau memarahi ku dengan nasehat dan senyuman. Terlebih ketika kebandelanku, aku sering dihukum sama bapakku. Dan entah keberapa kalinya, Ibuku adalah seorang pembela diriku. Walaupun salah ataupun benar, karena beliau sangat anti dengan hukuman kekerasan.

Beliau adalah orang yang selalu mengingatkan diriku untuk belajar, yang lebih sering kucueki. Menanyai “wis mangan opo durung, cung? (sudah makan atau belum , nak ?, red.)” setiap siang dan sore. Karena di keluargaku tidak ada tradisi makan bersama-sama.

Diriku hanya melalui masa selalu ada di sampinnya dari TK sampai SMP. Masa paling bandel-bandelnya seorang anak. Duh, sudah terlalu banyak kelalaian yang ku perbuat semenjak kecil. Hingga berkali-kali diriku mengabaikan keberadaannya. Sebuah kesalahan wajar yang sangat ku sesali.

Selama itu, setiap pagi sebelum berangkat sekolah. Dia selalu lebih dulu bangun dan mempersiapkan semua keperluan ku dan adikku (aku dan adikku hanya selisih 3 tahun). Utamanya tentang sarapan, dengan kondisi sekritis apapun, beliau akan selalu mempersiapkan sarapan untuk kita. Bahkan jika pagi itu hawanya dingin sekali, beliau telah mempersiapkan air hangat untuk kita.

Menginjak SMP, aku semakin disibukkan dengan persiapan perjalanan menuju sekolah yang cukup jauh. Karena SMP ku lintas kecamatan, sehingga selain naik sepeda juga harus naik angkot. Pagi-pagi sekali, aku harus sudah bangun biar tidak ketinggalan angkot. Dan namanya juga anak kecil, selalu saja susah bangun pagi. Bawaannya molor terus. Di situ Ibu ku menjadi polisi yang harus berpatroli membangunkan anak-anaknya dan memastikan semua persiapan suah beres hingga berangkat sekolah.




4 comments:

Unknown said...

ibu yang luar biasa mas azam...
ngomong2 adeknya sampeyan yang difoto lucu juga ya...
:D

hudahoe said...

Itu bukan foto Emak saya mas...itu hanya ilustrasi dari mbah google. Tp mkasih atas semua komen dan perhatiannya, jd terharu, hehe

Unknown said...

wkwkwkwkwkwk...
haduh2.. gag kuat saya nahan tawa...
wkwkwkwkwkwk...

hudahoe said...

ati2 mas, gejala neurosis (fenomena perubahan mental dan psikis mendekati gila), hahaha

efek kakean bahas psikologi drpada mesin, hehe

Post a Comment